IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW kerap melakukan itikaf berdiam diri di masjid dengan niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Itikaf yang tidak pernah terlewat dilakukan Rasulullah terutama pada 10 hari dan malam terakhir Ramadhan.
Bahkan kata Ahmad Rof'i Usmani dalam Pesona Ibadah Nabi Shalat, Zakat, Puasa Haji mengatakan pada hari-hari itu beliau begitu intens beribadah kepada Allah SWT melebihi hari-hari lain. Hal tersebut beliau lakukan berkaitan dengan datangnya Lailatul Qadar, yaitu malam kemuliaan atau disebut juga malam seribu bulan.
"Seperti dijelaskan dalam Alquran, ibadah malam ini dinilai lebih baik daripada ilham ibadah selama seribu bulan," katanya.
Ahmad Ro'fi menceritakan suatu pagi, sesuai melaksanakan sholat subuh, Rasulullah SAW memasuki tempat itikaf beliau dalam masjid Nabawi Madinah. Melihat hal itu, Aisyah memohon kepada beliau untuk ikut beritikaf.
"Beliau dengan senang hati memberi izin kepada istri yang sangat dicintainya itu," katanya.
Betapa gembira sang istri mendapat izin tersebut. Dia pun segera mengambil kemah dan mendirikannya di halaman masjid Nabawi. Melihat Aisyah binti Abu Bakar ra mendirikan kemah di halaman masjid Nabawi, dengan tujuan untuk beri'tikaf, Hafshah binti Umar Ibn al-Khattab juga mendirikan kemah tanpa sepengetahuan Rasulullah.