IHRAM.CO.ID, NEWYORK -- Setelah 27 tahun di Angkatan Laut, "Sam" Sareini telah membuat sejarah karena diklaim sebagai Muslim Amerika pertama yang memimpin kapal angkatan lautnya sendiri.
"Sam" Sareini mengambil komando kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Nitze (DDG 94).
"Saya merasa terhormat dan mendapat kehormatan untuk melayani sebagai komandan USS Nitze," kata Sareini, dilansir dari Arab News pada Sabtu (17/4).
Sareini menyampaikan amanah yang diembannya kali ini merupakan tanggungjawab besar.
"Melayani adalah suatu kehormatan. Kami hidup untuk orang lain, adalah sesuatu yang Islam telah ajarkan kepada saya dan dinas militer memungkinkan saya untuk melakukan itu," lanjut Sareini.
Lahir dan dibesarkan di Dearborn dari orang tua asal Lebanon, Sareini lulus dari sekolah menengah Fordson pada 1993. Ia memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Laut setahun kemudian pada usia 18 tahun. Selama karirnya, Sareini telah menerima banyak penghargaan, antara lain Medali Jasa Meritorious, Medali Penghargaan Angkatan Laut, Medali Prestasi Angkatan Laut dan Medali Perilaku Baik, serta berbagai penghargaan unit.
Sareini adalah saudara dari Anggota Dewan Mike Sareini dan putra dari mantan Anggota Dewan Suzanne Sareini.
"Dia tidak sampai ke posisinya hari ini dengan cara yang mudah," kata Mike.
"Dia melalui ini dengan mendaftar tentara pada usia 18 tahun dan harus unggul dalam segala hal untuk sampai ke tempat dia sekarang. Kami percaya dia adalah Muslim pertama yang memimpin kapalnya sendiri di Amerika tapi itu belum 100 persen dikonfirmasi," lanjut Mike.
Komandan Sareini mengatakan kunci sukses adalah percaya. Ia menyebut budaya dan komunitas dibangun di atas iman dan keluarga. Menurutnya, selama tetap berpijak pada dua hal itu, maka akan menjalani hidup yang sukses.
Sareini adalah satu dari sekitar 5.000 Muslim-Amerika yang saat ini bertugas di militer Amerika Serikat. Muslim sebenarnya juga telah terlibat dalam berbagai konflik sejak berdirinya Amerika Serikat.
Contohnya tentara Yusuf Ben Ali dan Bampett Muhammad dalam Perang Revolusi, Kapten Moses Osman dalam Perang Saudara, dan banyak Muslim dalam Perang Dunia II.
Muslim Amerika, seperti banyak orang Amerika lainnya, juga menentang partisipasi dalam perang yang mereka anggap tidak adil. Salah satunya petinju Muhammad Ali, yang terkenal menolak untuk berperang dalam Perang Vietnam.