Senin 19 Apr 2021 05:05 WIB

INDEF: Proyek Bukit Algoritma Berpotensi Mangkrak

INDEF sebut proyek Bukit Algoritma berpotensi mangkrak

Direktur Utama PT AMKA (Persero) Nikolas Agung (kiri), Direktur Utama PT Bintang Raya Dani Handoko (kanan) dan Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko (tengah) berfoto bersama seusai penandatanganan kontrak pekerjaan pengembangan Bukit Algoritma pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengembangan teknologi dan industri 4.0 Kabupaten Sukabumi di Jakarta, Rabu (7/4/2021). PT Amarta Karya (AMKA) (Persero) dipercaya sebagai mitra infrastruktur Bukit Algoritma pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan, dengan nilai total diperkirakan satu miliar euro atau setara Rp18 triliun.
Foto:

Bangun Ekosistem

Sementara, peneliti Center of Innovation and Digital Economy INDEF Hanif Muhammad mengungkapkan, Silicon Valley seperti di Amerika Serikat menerapkan konsep triple helix, yang melibatkan pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan.

Untuk itu, Hanif menekankan pentingnya membangun ekosistem digital untuk menyukseskan Silicon Valley, termasuk pembentukan kolaborasi antara ketiga pihak tersebut.

Hanif mencontohkan, pemerintah Indonesia memiliki program 100 science and techno park (STP) pada 2015 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Dalam perjalanannya, target tersebut direvisi menjadi 22 STP pada 2016.

Menurut Hanif, salah satu catatan program tersebut tidak sukses adalah karena tidak melibatkan pihak swasta dan universitas sejak awal.

Maka dari itu, kehadiran pusat teknologi seperti Silicon Valley harus fokus pada pembangunan ekosistem digital.

“Ada pergeseran kolaborasi antara industri dan pemerintah yang dulu cenderung berdiri sendiri, itu distimulus dengan adanya lokasi ini untuk berkolaborasi lebih kuat,” kata Hanif dalam kesempatan yang sama.

Tantangan lain yakni dana R&D serta sumber daya manusia juga perlu ditangani.

Proyek Bukit Algoritma dicetuskan oleh PT Kiniku Bintang Raya KSO yang merupakan kerja sama operasi antara PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari.

Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko mengungkapkan, Bukit Algoritma merupakan kawasan industri berbasis teknologi tinggi di mana fokus untuk menghasilkan paten serta hasil penelitian.

Budiman mengungkapkan, untuk tahap pertama pembangunan proyek itu diperkirakan membutuhkan dana sekitar 1 miliar Euro atau sekitar Rp 18 triliun.

Dana untuk proyek dari kerja sama operasi antara PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari bersumber dari investor, di antaranya asal Amerika Utara serta Eropa.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement