IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan pemerintahannya tidak akan pernah menyerah pada "terorisme Islam", Jumat (23/4).
Pernyataan ini dia sampaikan setelah terjadi penikaman fatal terhadap seorang pegawai polisi wanita, oleh seorang tersangka ekstremis.
"Dalam perjuangan kami melawan terorisme Islam, kami tidak akan pernah menyerah," tulis Macron di akun resmi Twitter-nya.
Wanita yang menjadi korban penikaman ini diketahui bernama Stephanie.
Macron mengeluarkan pernyataan itu setelah jaksa Prancis membuka penyelidikan terorisme atas penikaman fatal seorang petugas polisi di dalam kantor polisi di Rambouillet, barat daya Paris, Jumat lalu.
Penyerang lantas ditembak dan dibunuh oleh petugas yang berada dekat dengan lokasi kejadian.
Serangan itu terjadi di sebuah kantor polisi di Rambouillet, sekitar 60 kilometer barat daya ibu kota Prancis, ketika petugas (49 tahun), kembali dari makan siang. Dia meninggal di tempat.
Dilansir di Euronews, Sabtu (24/4), sumber polisi mengatakan bahwa tersangka, seorang pria berusia 36 tahun berkewarganegaraan Tunisia yang diidentifikasi sebagai Jamel G., ditembak oleh petugas lain dan meninggal. Dia tidak dikenal polisi atau badan intelijen.
Kantor Kejaksaan Anti-Teroris Nasional (PNAT) telah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pembunuhan seorang pejabat publik dalam kaitannya dengan tindakan teroris dan konspirasi teroris.
Jaksa Nasional Anti-Teroris Jean-François Ricard mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian bahwa penyelidikan tersebut dimotivasi oleh modus operandi termasuk lokasi, profil korban, tetapi juga pernyataan yang dibuat oleh penulis selama realisasi adalah fakta. Tersangka berteriak "Allah Akbar" menurut saksi mata.
Polisi telah menggerebek setidaknya dua tempat tinggal pada Jumat malam termasuk rumah tersangka dan orang yang menyambutnya ketika dia pertama kali tiba di Prancis pada 2009.
Sumber: alarabiya