REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyatakan mendukung sepenuhnya pembangunan Masjid At-Tabayyun di Taman Vila Meruya (TVM), Jakarta Barat.
"MUI berharap masjid ini menjadi pusat kegiatan umat Islam, yang tidak hanya menyinari lingkungan sekitarnya, tetapi juga menyinari Indonesia,"ujar Muhyidin Djunaedi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat, kepada wartawan selesai Shalat Jumat (4/5) di Tenda Masjid At Tabayyun.
Dalam rilisnya dari salah satu tokoh pembangunan masjid tersebut, Ilham Bintang mengatakan Muhyidin Djunaedi siang kemarin datang ke masjidnya sekaligus menjadi khatib shalat Jumat.
Turut serta dalam rombongan anggota MUI lainnya seperti DR Ikhsan Abdullah (Wakil Sekjen MUI), Prof Dading Ishak (Ketua Komisi Hukum dan HAM)), Prof Dr Zainal Airifin Husain (Wakil Komisi Hukum dan HAM)), Syaiful Anawar (Wakil Komisi Hukum dan HAM), Erfandi (Sekretaris Komisi Hukum dan HAM), dan Kaspudin Noor (Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan HAM).
Selain menyampaikan pernyataan resmi seusai sholat Jumat, Muhyiddin Djunaedi dalam khotbahnya menyinggung posisi MUI Pusat terkait Masjid At Tabayyun yang menjadi perbincangan ramai karena mendapat somasi sebagian warga Taman Villa Meruya.
Muhyiddin dalam khutbahnya mengisahkan perjuangan Nabi Muhammad SAW setiba di Madinah dalam hijrahnya. Pertamakali Nabi mendirikan masjid dengan sangat sederhana atap dan dindingnya dari pelepah kurma. "Tapi dari masjid yang sederhana itulah, Rasulullah megkader para pemimpin Islam yang kelak mendunia, ceritanya.
"Kita pun berharap," lanjutnya, "Masjid tenda At-Tabayyun yang sederhana ini, yang masih dalam bentuk tenda, kelak akan menjadi pusat pusat pembangunan peradaban untuk meningkatkan kualitas umat ,” tambahnya.
Muhyiddin menambahkan, umat Islam Indonesia sangat toleran. Sejarah perjuangan sudah jelas menjelaskan soal tersebut. "Dulu kita berjuang untuk kemerdekaan negeri ini untuk kita nikmati secara bersama," tegasnya.
MUI, lanjutnya, mendukung sepenuhnya pembangunan Masjid At Tabayyun untuk ikut mengambil bagian pembangunan iman dan taqwa masyarakat Indonesia. "Masjid ini harus bisa menjadi simbol, sebaik-baiknya toleransi dipraktekkan di negeri ini,” ujarya.