IHRAM.CO.ID, LEBAK -- Persediaan darah di Unit Teknis Daerah Palang Merah Indonesia Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menipis. Permintaan darah dari para pasien meningkat.
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan darah untuk pasien di daerah ini," kata petugas UTD-PMI Lebak Yayu, Rabu (9/6).
Tingginya permintaan pasien hingga petugas tidak mampu melayani karena stok darah yang ada antara tiga sampai enam kantong dengan isi 250 CC. Mereka kebanyakan membutuhkan darah golongan A dan AB.
Permintaan darah mencapai 40 kantong per hari. Karena itu, petugas terpaksa meminta pendonor pengganti dari keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan darah.
Dengan pola seperti itu, menurut dia, hingga kini kebutuhan pasien bisa terpenuhi. "Kami terpaksa melakukan donor pengganti dari keluarga pasien karena stok darah yang ada menipis," katanya Yayu.
Menurut dia, menipisnya persediaan darah karena acara donor darah kini tidak bisa lagi dilakukan karena adanya kerumunan. Biasanya mereka memiliki relawan pendonor dari berbagai instansi pemerintah, Polri, TNI, pelajar, jemaat gereja, dan lainya.
Selama ini, permintaan darah untuk pasien RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Rumah Sakit Misi, dan Rumah Sakit Kartini mencapai 40 kantong. Mereka pasien yang membutuhkan darah untuk operasi kecelakaan, penyakit dalam hingga persalinan sesar.
"Kami sekarang lebih baik menyarankan kepada keluarga pasien untuk menjadi pengganti pendonor dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan darah," kata Yayu.
Sejumlah keluarga pasien di UTD-PMI Kabupaten Lebak tampak mengantre untuk menjadi pendonor karena mengalami kekurangan stok darah. Keluarga pasien lebih memilih anggota keluarga atau tetangganya menjadi pendonor.
Kekurangan darah bisa mengakibatkan pasien lebih parah dan mengancam keselamatan jiwanya. "Kami rela menjadi donor pengganti keluarga untuk kebutuhan darah golongan A," kata warga Rangkasbitung Sri Wulandari.