IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok sayap kanan Israel akan berpawai di dalam dan sekitar Kota Tua Yerusalem Timur, Selasa (15/6). Prosesi pengibaran bendera itu berisiko memicu ketegangan dengan warga Palestina di kota yang diperebutkan itu.
Rencana pawai itu juga dikhawatirkan mengobarkan kembali kekerasan antara Israel dan militan Gaza. Faksi-faksi Palestina menyebut pawai sebagai provokasi.
Mereka menyerukan "Hari Kemarahan" di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel. Penguasa Gaza, Hamas, telah memperingatkan tentang permusuhan baru jika pawai itu terus berlanjut.
"Kami memperingatkan dampak berbahaya yang mungkin timbul dari niat kekuatan pendudukan untuk mengizinkan pemukim ekstremis Israel melaksanakan Pawai Bendera di Yerusalem yang diduduki, besok," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh di Twitter.
Pawai semula dialihkan untuk menghindari Kawasan Muslim Kota Tua pada 10 Mei. Kaum kanan Israel menuduh pemerintah mereka menyerah pada Hamas dengan mengubah rutenya.
Mereka menjadwal ulang prosesi setelah gencatan senjata Gaza berlangsung. Pawai Selasa akan dimulai pukul 18.30 waktu setempat. Menteri keamanan dalam negeri kabinet PM baru Naftali Bennett menyetujui pawai pada Senin.
"Waktunya telah tiba bagi Israel untuk mengancam Hamas dan bukan bagi Hamas untuk mengancam Israel," kata anggota parlemen sayap kanan terkemuka Itamar Ben-Gvir di Twitter.
Rute resmi untuk pawai belum diumumkan. Media Israel melaporkan polisi akan mengizinkan peserta berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua tetapi tidak akan membiarkan mereka melewatinya ke Wilayah Muslim, yang memiliki populasi Palestina yang sangat banyak. Ketegangan pasti tinggi walaupun rute diubah atau tidak.
Protes oleh warga Palestina direncanakan berlangsung pada pukul 18.00 waktu setempat di seluruh Jalur Gaza. Faksi Fatah Hamas dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta warga Palestina berduyun-duyun ke Kota Tua untuk melawan pawai kelompok sayap kanan Israel.
Militer Israel telah membuat persiapan untuk kemungkinan peningkatan ketegangan di Gaza selama pawai. Kedutaan Besar AS di Yerusalem melarang karyawan dan keluarga mereka memasuki Kota Tua pada Selasa.