Senin 05 Jul 2021 13:48 WIB

Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim di Tempat Manasik Haji

Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim di Tempat Manasik Haji

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim di Tempat Manasik Haji. Foto: Sejumlah jamaah haji berebut memegang Maqam Ibrahim, yakni tempat Nabi Ibrahim berdiri meninggikan Ka
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim di Tempat Manasik Haji. Foto: Sejumlah jamaah haji berebut memegang Maqam Ibrahim, yakni tempat Nabi Ibrahim berdiri meninggikan Ka

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ketika Ibrahim lahir, orang-orang menyembah batu dan patung. Kecerdasan Ibrahim yang masih kecil itu membuat ia bingung mengapa mereka menyembah patung.

"Ketika ia bertanya kepada ayahnya itu hanya membuat ayahnya bernama Azar marah," kata Saniyasnain Khan dalam bukunya 'Ibadah Haji Agar Kita Memahami Secara Tepat'

Baca Juga

Suatu hari ketika Azar dan orang-orang sekotanya pergi, Ibrahim mengambil sebuah kapak dan menghancurkan semua patung, kecuali yang paling besar. Ketika orang-orang mengetahui patung-patung mereka telah hancur, mereka bertanya kepada Ibrahim.

"Siapa yang melakukan ini?"

"Tanya saja kepada patung yang paling besar itu!" Jawab Ibrahim dengan tenang.

"Kenapa kamu menyembah sesuatu yang tidak dapat berbicara, bergerak dan memahami?"

Orang-orang terdiam, tetapi dorongan untuk melakukan apa yang mereka dapat dilakukan oleh nenek moyang mereka sangat kuat tertanam dalam diri mereka. Akibatnya, mereka tidak dapat memahami pesan Ibrahim ketika mereka menjadi sangat marah, dan berusaha untuk membunuhnya.

"Keinginan Ibrahim untuk menemukan kebenaran pun tumbuh,"

Suatu malam, ketika mengamati langit, Ibrahim memperhatikan sebuah bintang yang sangat terang. "Ini Tuhanku," katanya.

Tetapi ketika bintang itu hilang, ia berkata, "Aku tidak senang dengan sesuatu yang hilang."

Setelah mendapatkan pengalaman yang sama terhadap bulan dan matahari ia mengatakan:

"Sesungguhnya aku menghadap diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Dengan cenderung kepada agama yang yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Al An'am ayat 79).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement