IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ketika Ibrahim lahir, orang-orang menyembah batu dan patung. Kecerdasan Ibrahim yang masih kecil itu membuat ia bingung mengapa mereka menyembah patung.
"Ketika ia bertanya kepada ayahnya itu hanya membuat ayahnya bernama Azar marah," kata Saniyasnain Khan dalam bukunya 'Ibadah Haji Agar Kita Memahami Secara Tepat'
Suatu hari ketika Azar dan orang-orang sekotanya pergi, Ibrahim mengambil sebuah kapak dan menghancurkan semua patung, kecuali yang paling besar. Ketika orang-orang mengetahui patung-patung mereka telah hancur, mereka bertanya kepada Ibrahim.
"Siapa yang melakukan ini?"
"Tanya saja kepada patung yang paling besar itu!" Jawab Ibrahim dengan tenang.
"Kenapa kamu menyembah sesuatu yang tidak dapat berbicara, bergerak dan memahami?"
Orang-orang terdiam, tetapi dorongan untuk melakukan apa yang mereka dapat dilakukan oleh nenek moyang mereka sangat kuat tertanam dalam diri mereka. Akibatnya, mereka tidak dapat memahami pesan Ibrahim ketika mereka menjadi sangat marah, dan berusaha untuk membunuhnya.
"Keinginan Ibrahim untuk menemukan kebenaran pun tumbuh,"
Suatu malam, ketika mengamati langit, Ibrahim memperhatikan sebuah bintang yang sangat terang. "Ini Tuhanku," katanya.
Tetapi ketika bintang itu hilang, ia berkata, "Aku tidak senang dengan sesuatu yang hilang."
Setelah mendapatkan pengalaman yang sama terhadap bulan dan matahari ia mengatakan:
"Sesungguhnya aku menghadap diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Dengan cenderung kepada agama yang yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Al An'am ayat 79).