IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Nisreen Hakim dan temannya Ashwaq Al-Hazmi adalah pendiri Jeddah Cycling Ladies. Mereka adalah anggota klub sepeda yang menempuh jarak lebih dari 100 Km dan ikut serta dalam perlombaan.
Keduanya bertemu ketika tengah berlatih sepeda, tepat setelah Kerajaan Arab Saudi mengizinkan perempuan mengemudi. Hakim dan Al-Hazmi lantas membentuk klub Jeddah Cycling Ladies untuk membantu perempuan Saudi, termasuk anak-anak yang hobi bersepeda berlatih bersama.
“Anak perempuan sekarang dapat berlatih dengan tim kami, yang memiliki kapten perempuan untuk menjaga privasi, selain mematuhi semua tindakan keselamatan, yang paling penting adalah mengenakan helm. Selain itu, ada kursus pelatihan khusus untuk anak perempuan yang tidak bisa naik sepeda. Mereka diajari cara menjaga keseimbangan dan keterampilan dasar lainnya," ujar Hakim dilansir di Arab News, Senin (12/7).
Jalanan di Saudi, ujar Hakim, memang tidak dirancang untuk bersepeda dan tidak memikirkan olahraga. Namun, pengendara sepeda di Kerajaan, dapat mematuhi prosedur keselamatan seperti mengenakan helm, memiliki lampu dan reflektor, dan menggunakan jalur yang benar.
Hakim menjelaskan klub mereka terdiri dari anggota dasar, kelompok kebugaran menengah, dan kebugaran tinggi. Anggota dasar adalah mereka yang bersepeda dengan jarak 20 Km, kelompok kebugaran 25 Km, dan kebugaran tinggi adalah 30 Km.
"Sebagian besar sesi pelatihan dilakukan di malam hari dan kami berangkat dari markas sepeda Jeddah ke Abhur melalui tepi pantai," ujar Hakim.
Kecintaan Hakim pada dunia olahraga berawal dari memori masa kecilnya. Bersama ayah dan adik laki-lakinya, Hakim kecil sering menghadiri olahraga basket dan bola voli.
“Dia biasa membawa saya dan adik laki-laki saya menghadiri pertandingan seperti bola basket dan bola voli di King Abdul Aziz Sports City di Makkah,” katanya.
Menjadi penonton pertandingan kala itu, membuat Hakim takjub. Suara penonton, antusiasme dan semangat mereka memicu semangat gairahnya di dunia olahraga.
Hakim juga pergi ke Al-Wehda FC di Makkah,di mana dia dan ayahnya ditemani oleh komentator olahraga terkenal seperti Mohammed Ramadan dan Zahid Qudsi. “Saya selalu melihat mereka ketika mereka mengunjungi rumah kami. Rumah kami seperti pusat olahraga. Begitulah cara saya menjadi terikat pada olahraga sejak kecil," cerita Hakim.
Kini, Hakim dan teman-temannya melakukan perjalanan dari tepi pantai, melalui danau ke distrik Al-Balad yang bersejarah, dan kembali ke titik awal. Bersama anggota tim, ia berkendara selama 90 menit setiap hari.
Olahraga telah membentuk kepribadian dan harga diri Hakim. Bersepeda melambangkan kemandirian baginya, dan itu juga memiliki dampak positif bagi kesehatan mentalnya.
Kecintaannya pada sepeda sendiri bermula saat ia memiliki masalah keluarga. Kondisi psikologisnya saat itu sangat mempengaruhi kehidupannya.
"Karena saya adalah orang yang suka bergerak, saya biasa mengendarai sepeda sendirian," kata diam
Hakim saat itu belum memiliki sepeda sehingga ia biasa menyewanya untuk berkeliling dan berlatih bersepeda. "Yang paling membantu saya adalah kehadiran orang-orang di Jeddah yang terbuka terhadap budaya dan seni karena keragaman etnis dan latar belakang," ungkapnya.
Namun perjalanannya dari pesepeda amatir menjadi pesepeda profesional tidaklah instan. Berlatih dan terus berlatih membentuk pengalaman dalam dirinya.
"Saya merasa saya masih berada di awal perjalanan, terlepas dari latihan keras saya dan ratusan kilometer yang saya tempuh setiap hari, tetapi ini adalah olahraga yang membutuhkan kesabaran, semangat, dan cinta. Untungnya, bagi saya, periode keterikatan saya pada olahraga ini bertepatan dengan mengizinkan wanita mengemudi. Ini telah banyak membantu saya dalam mengatasi rintangan dan bergerak ke tahap yang lebih profesional dan dinamis," kata Hakim.