IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban menyatakan tidak ingin memerangi pasukan pemerintah di dalam kota-kota Afghanistan dan lebih suka melihatnya menyerah. Hal ini disampaikan seorang pemimpin senior gerilyawan tersebut pada Selasa lalu.
Mereka juga memperingatkan Turki agar tidak memperluas kehadiran pasukannya. Kelompok garis keras telah menyapu sebagian besar wilayah utara saat pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka, seperti dilansir di The New Arab, Selasa (13/7).
"Sekarang pertempuran dari pegunungan dan gurun telah mencapai pintu kota, Mujahiddin (Taliban) tidak ingin pertempuran di dalam kota," kata Amir Khan Muttaqi dalam pesan yang disampaikan melalui juru bicara Taliban.
Strategi tersebut, yakni berperang di kota-kota sudah usang bagi Taliban, terutama selama kenaikan pertama mereka ke tampuk kekuasaan pada 1990-an. Tanggapan Muttaqi muncul saat kementerian pertahanan mengatakan pasukan Afghanistan telah membersihkan kota Qala-i-Naw setelah berhari-hari pertempuran.
Ibu kota provinsi Badghis sendiri telah menyaksikan pertempuran jalanan yang berkelanjutan pekan lalu dalam serangan pertama oleh Taliban di sebuah pusat kota besar sejak pasukan asing memulai penarikan terakhir mereka pada Mei. Panggilan itu juga datang pada hari yang sama ketika sebuah video muncul dan menunjukkan sekelompok pasukan komando Afghanistan ditembak mati oleh Taliban pada Juni lalu setelah menyerah.
Dalam pernyataan terpisah Selasa, Taliban mengatakan keputusan Turki memberikan keamanan ke bandara Kabul ketika pasukan pimpinan AS pergi adalah tercela. "Kami menganggap tetapnya pasukan asing di tanah air kami oleh negara mana pun dengan dalih apa pun sebagai pendudukan," kata kelompok itu, beberapa hari setelah Ankara setuju dengan Washington untuk menyediakan keamanan bagi bandara Kabul.