Kamis 15 Jul 2021 05:10 WIB

NIYA, Wadah Kegiatan Positif Pemuda Muslim Selandia Baru

Muslim Selandia Baru kini memiliki organisasi yang menaungi para pemuda.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat muslim melintasi karangan bunga yang diletakkan warga di depan Masjid Wellington saat pelaksanaan salat Jumat pertama pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3) di Kilbirnie, Wellington, Selandia Baru, Jumat (22/3/2019).
Foto: Antara/Ramadian Bachtiar
Umat muslim melintasi karangan bunga yang diletakkan warga di depan Masjid Wellington saat pelaksanaan salat Jumat pertama pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3) di Kilbirnie, Wellington, Selandia Baru, Jumat (22/3/2019).

IHRAM.CO.ID, WELLINGTON -- Muslim Selandia Baru kini memiliki organisasi yang menaunginya dengan tujuan untuk mengadvokasi pemuda Muslim dan masyarakat luas, yaitu National Islamic Youth Association (Asosiasi Pemuda Muslim Nasional/NIYA). NIYA diluncurkan pada April lalu, untuk menyediakan platform bagi pemuda Muslim.

Sekaligus juga untuk menjadi suara persatuan yang berbicara tentang isu-isu ketidakadilan sosial dan politik. Juni lalu, suara kelompok itu terdengar setelah membuat petisi, yang telah mengumpulkan lebih dari 73 ribu tanda tangan, menyerukan agar film yang diusulkan They Are Us, berdasarkan tanggapan Perdana Menteri Jacinda Ardern terhadap serangan teror Christchurch 2019, untuk ditutup.

Baca Juga

Adibah Khan, anggota NIYA, menyampaikan bahwa tumbuh sebagai Muslim di negara non-Muslim memiliki tantangannya sendiri. Dia ingin NIYA menjadi lebih dari sekadar organisasi untuk orang-orang.

"Ini adalah rumah di mana kami ingin orang tahu bahwa mereka akan selalu memiliki tempat, tidak peduli siapa mereka atau di mana mereka berada dalam perjalanan mereka," kata dia sebagaimana dilansir dari laman Stuff, Rabu (14/7).

Khan mengatakan, sebelum asosiasi itu dibentuk, mereka semua telah mendengar tentang prestasi dan hal-hal menarik yang dilakukan pemuda Muslim di seluruh negeri. "Kami ingin pencapaian tersebut diakui dan memberikan ruang di mana pemuda Muslim dapat merasa diberdayakan, tetapi tidak ada suara pemuda Muslim yang kohesif," tutur Khan, yang berusia 22 tahun itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement