IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengkritik operasi militer yang dilakukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan selama dua dekade terakhir. Dengan keputusan Washington menarik pasukannya dari sana, Moskow menilai hal itu bukan sebuah penyelesaian, tapi kegagalan.
“Hari ini, kami mendengar pernyataan bahwa itu adalah penyelesaian logis dari operasi AS di Afghanistan. Itu tidak benar. Ini bukan penyelesaian logis, itu adalah kegagalan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Rusia Rossiya-1 pada Ahad (18/7), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia mengungkapkan, selama 20 tahun melakukan operasi di Afghanistan, AS tidak pernah melaporkan tindakannya ke Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional. Dua dekade, kata Zakharova, adalah waktu yang lama. “AS tidak pernah datang ke Dewan Keamanan untuk memberi tahu tentang hasil dari apa yang telah mereka lakukan di sana,” ujarnya.
Zakharova mengatakan salah satu inisiatif AS adalah mengakomodasi warga Afghanistan yang dievakuasi dari negara tersebut ke negara tetangga. “Menurut Anda, berapa banyak orang yang dimaksud? Puluhan ribu,” ucapnya.
Operasi AS di Afghanistan telah berlangsung sejak 2001. Pada fase puncaknya, yakni antara 2010-2013, jumlah pasukan asing di Afghanistan melebihi 150 ribu personel. Pasukan operasional utama AS dan NATO ditarik dari Afghanistan pada 2014.
Pada 14 April lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan menarik seluruh pasukan negaranya dari Afghanistan. Proses itu bakal diselesaikan hingga 11 September mendatang. Karena pasukan asing mulai meninggalkan Afghanistan, kelompok Taliban memulai kembali serangannya ke sejumlah wilayah di negara tersebut.
Saat ini Taliban diyakini telah menguasai sekitar setengah dari 400 distrik di Afghanistan. Mereka pun mengontrol beberapa akses penyeberangan perbatasan penting dan mengepung beberapa ibu kota provinsi yang vital.