Senin 19 Jul 2021 17:00 WIB

Menelusi Jejak Dakwah KH Muhammad Isa Anshari (I)

KH Muhammad Isa Anshari merupakan tokoh yang piawai berpidato di hadapan publik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 gaya kepemimpinan dan kepakarannya di bidang agama menempatkan sosok KH Muhammad Isa Anshari sebagai pemimpin yang brilian.(Ilustrasi)
Foto:

Menjaga NKRI dari Komunisme

Selama memimpin Persis, Kiai Isa dikenal sebagai dai yang keras dalam menentang sekularisme dan komunisme. Pasalnya, dua ideologi yang berseberangan dengan Islam itu tengah merebak di sendi-sendi Orde Lama.

Ia juga dikenal dengan kegigihannya menyerukan dengan lantang penerapan syariat Islam. Untuk mengaktualisasikan gagasannya itu, ia pun memutuskan terlibat di jalur politik. Partai Masyumi menjadi pilihan kendaraannya saat itu.

Sejarah mencatat, Kiai Isa pernah dengan lantang berpidato menentang komunis di alun-alun Kota Semarang yang saat itu menjadi basis komunis. Di depan ribuan pengunjung, pidatonya yang keras menjadi sorotan hampir semua media dan masyarakat karena aksi-aksinya menolak komunisme.

Strateginya dalam menyibak rahasia perlawanan kaum komunis banyak menginspirasi masyarakat yang membuat para petinggi Masyumi takjub. Mereka tak menyangka orasi sang Singa Podium ini membuat masyarakat bangkit.

Ini ditandai dengan munculnya gerakan yang menentang koalisi PNI-PKI menjelang Pemilu 1955. Di tengah koalisi PNI-PKI yang berusaha menjegal Masyumi, dengan cepatnya ia mengajak masyarakat membentuk Front Antikomunis.

Dia pun dipercaya sebagai ketua Front Antikomunis yang kala itu merupakan amanah muktamar ulama se- Indonesia yang diadakan di Lembang pada 1957. Menurut dia, komunisme adalah musuh paling berbahaya di Tanah Air karena mereka menganggap agama hanyalah candu yang mengekang manusia.

 

Kiai Isa dalam kiprahnya telah memberikan kontribusi besar dalm menjaga NKRI dari paham komunisme dan ateisme di bumi Indonesia. Paham komunis menurutnya tidak boleh hidup di atas bumi nusantara. Alhasil, perlawanan anti-PKI ini yang makin tumbuh subur, kemudian menyebar ke seluruh nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement