IHRAM.CO.ID, Desainnya yang tergolong unik menjadi salah satu keistimewaan Masjid Raya An-Nillin, Sudan. Selain itu, posisinya yang berada dekat pertemuan dua cabang utama Sungai Nil, yakni Sungai Nil Putih dan Sungai Nil Biru merupakan keistimewan lain dari masjid yang dibangun pada periode 1970-an. Dari posisinya inilah, nama masjid an-Nillin diberikan. An-Nillin memiliki arti "dua sungai Nil".
Tidak seperti masjid-masjid biasa, an-Nilin didominasi kubah raksasa yang berbentuk setengah lingkaran. Dengan begitu, bangunan utama Masjid Raya an-Nilin merupakan lingkaran sempurna bila dilihat dari ketinggian. Kubah tersebut terbuat dari bahan dasar aluminium. Permukaan kubah raksasa ini menonjolkan pola-pola berbentuk seperti permata.
Sementara itu, bagian tembok yang menyangga kubah itu juga mengikuti pola yang cenderung sama. Namun, permukaannya memberi ruang pada birai-birai jendela yang berbentuk segi tiga sama kaki. Warna kubah Masjid Raya an-Nilin adalah cokelat muda, sedangkan dinding temboknya krem cerah. Di pucuk kubah ini terdapat bentuk bulan sabit yang terbuat dari besi ringan.
Bagian interior Masjid Raya an-Nilin sungguh menawan. Cakupan kubah raksasa membuat seisi masjid tersebut terasa lapang. Permukaan bagian dalam kubah tersebut memuat motif-motif geografis segi delapan, bintang segi lima, dan bintang bersudut 12 yang tampak teranyam satu sama lain. Dominasi warna cokelat masih tampak, tetapi itu dengan selang-seling hijau, biru, dan merah.
Besarnya kubah tidak membuat bagian dalam Masjid Raya an-Nilin gelap. Alih-alih begitu, sinar matahari dapat dengan mudah masuk dan menerangi seisi ruangan. Sinarnya menembus kaca jendela yang terletak pada dinding sekeliling masjid ini. Adapun pada malam hari, sumber cahaya ruangan ini adalah lampu-lampu putih yang menempel di antara setiap birai jendela.