Senin 26 Jul 2021 15:28 WIB

KH Abdul Manaf Mukhayyar Rintis Pesantren di Jakarta (I)

Cukup banyak lembaga pendidikan tradisional Islam yang berdiri di Ibu Kota.

Lomba hafalan Alquran di Pesantren Darunnajah
Foto:

Karena itu, sekolah-sekolah yang didirikannya pun terbuka menerima murid dari kalangan mana pun. Kelak, sistem pendidikan di sana menjadi inspirasinya dalam mendirikan Pesantren Modern Darunnajah.

Abdul Manaf mulai belajar di Jam'iyyat Khair sejak 1938. Beberapa gurunya saat itu adalah Ustadz Ab dullah Arfan, Ustadz Hadi Jawa, dan Ustadz Dziya' Syahab yang juga kepala sekolah setempat.

Selain itu, ada Ustadz Hasyim, Ustadz Sholeh dari Kebon Sirih, Ustadz Ahfas dari Kebon Jeruk, dan Ustadz Haji Zakaria dari Lampung. Ia berhasil menguasai bahasa Arab yang memang ditekankan sebagai alat untuk mempelajari ilmuilmu Islam di sekolah ini.

Bahkan, ia mengikuti kursus bahasa Belanda di luar jam pelajaran meskipun pro sesnya hanya bertahan dua bulan. Sebab, pada 1942 balatentara Jepang terlebih dahulu datang menguasai Nusantara.

Sejak kedatangan Jepang, pengajaran bahasa Belanda menjadi terlarang di sekolah-sekolah. Sebagai gantinya, pemerintah pendudukan Dai Nippon membolehkan murid-murid untuk menguasai bahasa Jepang dan bahasa Inggris.

Sebagai alumnus Jam'iyyat Khair, ia sesungguhnya berkesempatan meneruskan studi ke Makkah atau Mesir. Namun, opsi itu tidak diambilnya karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia akibat cengkeraman imperialisme Jepang.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement