Selasa 27 Jul 2021 18:52 WIB

KH Saleh Darat, Guru Pesantren-Pesantren (I)

KH Saleh Darat dijuluki sebagai guru pesantren-pesantren.

Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Masyhur di Tanah Suci

Abad ke-19, orang-orang Indonesia yang menuntut ilmu di Makkah telah membentuk komunitas Jawi. Saleh melanjutkan tradisi keilmuan yang telah berkembang di Tanah Suci. Ada sembilan orang guru terkemuka yang kepadanya Saleh belajar.

Pada Syekh Muhammad al-Muqri al- Mishri al-Makki, dia mengkaji kitab Umm al-Barahin karya Imam Sanusi yang terkait akidah. Saleh juga belajar pada Syekh Muham mad bin Sulaiman Hasballah tentang ilmu fiqih dengan kitab Fath al-Wahhab dan Syarah al-Khatib serta ilmu nahwu dengan buku Alfiyah Ibnu Malik. Atas kerja kerasnya, Saleh kemudian berhak mendapatkan ijazah sebagai tanda penerusan sanad dari gurunya ini.

Meneruskan pelajarannya tentang pemikiran Imam Ghazali, Saleh belajar pada Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan dan Sayyid Muhammad Sholih al-Zawawi al- Makki tentang Ihya ulumuddin. Sebagaimana yang dialaminya dengan Syekh Muhammad, dia juga memeroleh ijazah dari sini.

Rupanya, ketertarikan Saleh semakin me ningkat terhadap tasawuf. Dia lantas be lajar pada al-'Allamah Ahmad an-Nahawi al-Mishri al-Makki tentang kitab al- Hikam karya salik terkemuka, Ibnu Atha'illah as-Sakandari.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement