Rabu 28 Jul 2021 21:12 WIB

Jejak Perjuangan KH Noer Alie (II-Habis)

Kisah perjuangannya melawan penjajah begitu legendaris sampai sekarang.

Menziarahi makam KH Noer Ali, di Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Sabtu (17/4).
Foto:

Meskipun mundur dari dunia politik, nama sang kiai tetap terseret dalam pusaran prahara menjelang G30-S. Pada 1963, KH Noer Alie nyaris ditangkap rezim saat itu lantaran dituding mendukung DI/TII.

Bahkan, Pesantren at-Taqwa sempat dikepung sejumlah aparat. KH Noer Alie tidak takut sedikit pun.

"Sekarang kita geledah kampung ini. Kalau terdapat anggota DI, tembak saya. Tapi, kalau enggak dapat, ente yang ana tembak,"kata dia kepada para aparat yang mendatanginya itu. Kontan saja, mereka surut ke belakang.

Di era Orde Baru, KH Noer Alie semakin memusatkan perhatiannya pada nasib pendidikan agama di Indonesia. Pada Maret 1972, dia terlibat dalam pembentukan Badan Kerja Sama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat.

Sang kiai pula yang pada akhirnya menjadi ketua umum badan tersebut. Belakangan, barulah terasa ini menjadi strategi untuk merapatkan barisan kaum ulama dan umat Islam Indonesia seluruhnya.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement