Selasa 03 Aug 2021 20:46 WIB

Mengenal Istighotsah KH Romli Tamim (I)

KH Romli Tamim menyusun wirid istighotsah di kalangan warga Nahdliyin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Jakarta Islamic Centre (JIC) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara menyelenggarakan kegiatan Istighotsah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna JIC, Jakarta Utara, Sabtu (7/3).
Foto:

Pada 1919, Kiai Romli sempat melanjutkan pencarian ilmunya ke tanah suci Makkah selama satu tahun. Setelah kembali ke Tebuireng, gelar kiai melekat erat dalam nama beliau. Setelah lama mengabdi di Tebuireng, akhirnya beliau diambil sebagai menantu oleh Kiai Hasyim. Beliau dinikahkan dengan putri Mbah Hasyim yang bernama Izzah binti Hasyim pada 1923.

Namun, pernikahan ini tidak berlangsung lama karena terjadi perceraian. Setelah perceraian tersebut, Kiai Romli pulang ke rumah orang tuanya di Rejoso, Peterongan, Jombang. Tak lama kemudian, beliau menikahi Maisaroh, seorang gadis dari Desa Besuk, Kecamatan Mojosongo.

Dari pernikahannya dengan Nyai Maisaroh ini, lahir dua orang putra, yaitu Ishomuddin Romly yang wafat tertembak oleh tentara Belanda saat masih muda dan Mustain Romli yang kemudian menjadi seorang kiai besar dan berwawasan luas. Hal ini terbukti saat beliau menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso.

Pada masa kepemimpinannya, Kiai Mustain berhasil mendirikan sekolahsekolah umum di dalam pesantren di samping madrasah-madrasah diniyah yang sudah ada. Sekolah-sekolah umum itu, di antaranya SMP, SMA, PGA, SPG, SMEA, bahkan juga memasukkan sekolah negeri di dalam pesantren, yaitu MTs negeri dan MA negeri. Sekolah-sekolah tersebut masih terus berkembang hingga sekarang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement