Kamis 05 Aug 2021 05:48 WIB

Studi: Masjid-Masjid di Amerika Tempat Meleburnya Tradisi

Masjid-masjid di Amerika semakin menjadi tempat meleburnya tradisi.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Masjid baru di Indiana tengah, Amerika Serikat
Foto:

Dia melanjutkan, dalam survei institut pada 2000, 53 persen masjid Amerika menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama untuk khutbah jumah, yang dibandingkan dengan 72 persen pada hari ini.

Laporan itu juga mencatat 51 persen dari masjid yang disurvei menjadi tuan rumah seorang politisi untuk kunjungan atau pembicaraan. Ini adalah tingkat keterlibatan politik yang lebih tinggi daripada gereja-gereja Kristen. 

"Sejumlah besar masjid mendukung upaya seperti ini bukan karena alasan politik, melainkan karena mereka percaya mereka memajukan hubungan antara Muslim dan non-Muslim. Ini angka yang cukup besar dan mencerminkan perubahan itu," katanya.

Studi ini menemukan bahwa sejumlah besar masjid terlibat dalam upaya lintas agama yang dirancang untuk membangun ikatan antara komunitas Muslim dan anggota kelompok agama lain. Laporan itu juga mencatat 67 persen masjid di Amerika Serikat memiliki wanita yang bertugas di dewan mereka.

Catatan ini menandai peningkatan yang patut dicatat dari edisi-edisi laporan sebelumnya yang menemukan hanya 50 persen dari masjid-masjid yang memiliki perempuan di dewan mereka pada 2000 dan 59 persen pada 2010.

"Masjid Amerika lebih terintegrasi dari perspektif gender daripada masjid di tempat lain, seperti tidak memiliki pemisah terpisah antara area di mana pria dan wanita shalat dan (praktik lainnya), tetapi masjid-masjid ini akan berpendapat bahwa praktik ini bukan inovasi melainkan kembali ke praktik yang berakar pada praktik Muslim paling awal," kata Bagby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement