Jumat 06 Aug 2021 16:54 WIB

Tahun Baru Hijriah Harus Dimaknai Perjuangan Strategis

Tahun Hijriyah tidak bisa dilepaskan dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara silaturahmi yang digelar Unisa Yogyakarta secara daring, Senin (24/5)
Foto: Dokumen
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara silaturahmi yang digelar Unisa Yogyakarta secara daring, Senin (24/5)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, menyampaikan bagaimana seorang Muslim memaknai Tahun Baru 1443 Hijriyah. Tahun Hijriyah tidak bisa dilepaskan dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya dari Makkah ke Madinah.

Haedar menjelaskan, hijrah bagi kaum Muslimin secara esensial merupakan perubahan revolusioner atau transformasional dari segala bentuk kejahiliyahan menuju kehidupan yang lebih baik, maju, dan berperadaban utama.

Baca Juga

"Nabi dan kaum Muslim hijrah dari Makkah ke Madinah untuk memulai kehidupan baru yang lebih merdeka dalam mengemban risalah Islam secara bebas dan damai untuk menegakkan kehidupan serba utama dalam cahaya nilai ajaran Islam," tutur dia kepada Republika.co.id, Jumat (6/8).

Dengan hijrah dalam kurun waktu 13 tahun di Yatsrib, terbangun tatanan al-Madinah al-Munawwarah, yakni sistem kehidupan berperadaban yang tercerahkan. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dari peradaban Madinah itu kemudian Islam menyebar ke seluruh dunia dan menciptakan era kejayaan berabad-abad lamanya sebagai puncak kemajuan umat Islam yang mencerahkan semesta.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement