IHRAM.CO.ID, Dalam buku Membuka Ingatan: Memoar Tokoh NU yang Terlupakan dijelaskan, Asmah Syahruni merupakan putri pasangan Bahujar dan Imur.
Anak pertama dari sembilan bersaudara itu lahir pada 28 Februari 1927 di Rantau, Kalimantan Selatan. Sebagai anak yang paling tua, dia kerap menggantikan peran orang tua dalam hal tanggung jawab.
Asmah kecil hidup di lingkungan Nahdliyin. Sejak belia, dia telah banyak menerima pendidikan agama Islam dari sang Ayah, termasuk kemampuan membaca Alquran serta pengetahuan dasar seputar tauhid dan fikih.
Pada masa itu, pendidikan formal bukanlah sesuatu yang mudah diraih. Anak-anak perempuan juga masih dipandang tabu untuk dapat bersekolah. Namun, Asmah kecil menyimpan tekad yang kuat untuk maju.
Dengan penuh upaya, dia pun dapat menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Rantau. Keputusannya ini sempat diiringi penolakan dari pihak kakek dari garis ayahnya. Sebab, sanak familinya yang perempuan belum pernah ada yang bersekolah formal sebelumnya.