IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Pihak berwenang di kota suci Makkah, Arab Saudi, mengonfirmasi telah menyelesaikan prosedur organisasi di Masjidil Haram.
Saat ini, Arab Saudi tengah bersiap menerima jamaah umrah dari luar Kerajaan. Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci mengatakan pihaknya telah menyiapkan rute khusus untuk mengatur alur masuk dan keluar jamaah, tawaf, serta dan sai (berlari bolak-balik antara Safa dan Marwa) di tempat suci.
“Kepresidenan Umum telah mempersiapkan sejak dini, melalui penataan seluruh lorong Masjidil Haram, area tawaf, dan kesiapannya sebelum kedatangan jamaah umrah,” kata Asisten Presiden Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram, Dr Saad bin Muhammad al-Mheimeid, dikutip di Al Arabiya, Senin (9/8).
Dia juga menekankan kesiapan seluruh pimpinan dan petugas lapangan di Masjidil Haram. Para pemangku kepentingan dipastikan akan menindaklanjuti dan meningkatkan kinerja rencana operasional.
Hal ini dilakukan semata untuk mewujudkan tujuan yang dicita-citakan dan menyediakan lingkungan yang aman. Persiapan dilakukan mengacu pada kesiapan manusia dan potensi penggunaan mesin atau robot, di tengah lingkungan yang sehat dan aman.
"Persiapan dilakukan untuk memenuhi semua standar kesehatan internasional dan aspirasi kepemimpinan yang bijaksana, dalam menawarkan layanan terbaik bagi pengunjung masjid," lanjutnya.
Arab Saudi telah mempersiapkan masuknya pelancong karena negara itu, dalam upaya menyambut peziarah yang melakukan umrah mulai 9 Agustus. Kerajaan juga resmi membuka perbatasan untuk turis internasional sejak 1 Agustus.
Kementerian Haji dan Umroh telah membatasi jumlah peziarah yang diizinkan untuk mengunjungi tempat-tempat suci Kerajaan. Gelombang pertama yang diizinkan melaksanakan umroh hanya terdiri dari 20 ribu orang.
"Batasan jumlah jamaah ini akan dicabut secara bertahap," kata Juru Bicara Kementerian Haji dan Umrah, Hisham Saeed.
Sebelumnya, Arab Saudi hanya mengizinkan 60 ribu penduduk dan warga negara untuk melakukan haji tahun ini, demi mengekang penyebaran Covid-19. Sementara, pada tahun-tahun pra-pandemi, lebih dari dua juta orang akan melakukan ziarah selama kurun waktu sepekan.
Sumber: alarabiya