Dia menambahkan strategi ambisius yang sedang dikerjakan oleh Kepresidenan Umum bertujuan meningkatkan kapasitas jamaah dalam waktu dekat, yakni menampung 60 ribu jamaah sehari sambil menerapkan protokol kesehatan. “Semua orang di Kepresidenan Umum sedang mempersiapkan metodologi kerja yang terintegrasi dan mengerahkan semua upaya mendukung perempuan dan membangun lingkungan kerja yang kreatif, yang akan berkontribusi pada pengembangan dan efisiensi dalam waktu singkat,” kata al-Daadi, dikutip Arab News, Senin (9/8).
Wakil Presiden untuk Urusan Perencanaan dan Pembangunan sekaligus Asisten Sekretaris Masjidil Haram Abdul Hamid Al-Maliki mengatakan struktur organisasi baru memiliki empat pilar utama. “Pilar-pilar ini didasarkan pada beberapa tolok ukur. Sheikh Abdulrahman al-Sudais telah bekerja mempromosikan dan mengkonsolidasikan tolok ukur ini selama masa jabatannya selama lebih dari 10 tahun,” ujar dia.
Menurut Al-Maliki, tolok ukur pertama berfokus pada pemberdayaan pemuda karena pemimpin muda dalam struktur organisasi baru mewakili 90 persen gelar master dan doktor. Tolok ukur kedua berfokus pada pemberdayaan perempuan, ketiga tentang pengembangan, teknologi, kecerdasan buatan, transformasi digital, dan penerjemahan. Tolok ukur terakhir adalah investasi, keberlanjutan keuangan, privatisasi, dan dana abadi yang akan mendukung berbagai proyek menuju Visi Kerajaan 2030.
“Hal ini akan berdampak pada cara penyampaian pesan Dua Masjid Suci, sistem operasional pelayanan yang diberikan di Dua Masjidil Haram, tata kelola, dan pengukuran kinerja,” ucap dia.
https://www.arabnews.com/node/1907881/saudi-arabia