Kamis 12 Aug 2021 15:15 WIB

KH Abdullah Faqih, Rujukan Ulama dan Umara (I)

Kiai Faqih merupakan generasi kelima pengasuh Pesantren Langitan sejak 1971.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
KH Abdullah Faqih

Mengembangkan Pesantren

Langitan termasuk pesantren tua di Jawa Timur. Didirikan pada 1852 oleh KH Muhammad Nur, asal Desa Tuyuban, Rembang, Langitan, pesantren ini pernah menjadi tempat belajar KH Muhammad Cholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, KH Syamsul Arifin yang merupakan ayah KH As'ad Syamsul Arifin, dan KH Shiddiq.

Kiai Faqih merupakan generasi kelima pengasuh Pesantren Langitan sejak 1971. Dia menggantikan KH Abdul Hadi Zahid yang meninggal dunia karena faktor usia. Dalam memimpin pesantren, Kiai Faqih saat itu masih didampingi KH Ahmad Marzuki Zahid, yang juga pamannya.

Pondok Pesantren Langitan berada di bawah jembatan jalan raya Babat Lamongan jurusan Tuban, Jawa Timur, tepatnya di Desa Widang. Meski tetap mempertahankan kesalafannya, pada era Kiai Faqih inilah Pesantren Langitan lebih terbuka dan maju. Misalnya, ia mendirikan Pusat Pelatihan Bahasa Arab, kursus komputer, mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA).

Berdasarkan berbagai sumber, Kiai Faqih juga membentuk Badan Usaha Milik Pondok berupa toko induk, kantin, dan wartel. Selain itu, almarhum juga mengarahkan pesantrennya agar lebih dekat dengan masyarakat.

Di antaranya, beliau mengirimkan dai ke daerah-daerah sulit di Jawa Timur dan luar Jawa. Setiap Jumat, Kiai Faqih juga menginstruksikan para santrinya untuk shalat Jumat di kampung-kampung. Bahkan, membuka pengajian umum di pesantren yang diikuti masyarakat umum. 

 

"Pesantren waktu dipimpin Kiai Faqih sangat pesat sekali perkembangannya. Santri sangat tunduk sekali pada beliau. Karena kharismatik dan tidak membeda-bedakan orang,"kata Gus Rifki.

Dalam salah satu dawuhnya, Kiai Faqih mengungkapkan, ada empat hal yang bisa menyelamat kan seseorang di du nia, yaitu suka memaafkan orang lain, tidak suka membodohi atau menya kiti orang lain, tidak suka mengharap pemberian orang lain, dan suka memberi kepada orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement