Memberikan Ijazah Amalan Shalawat
Pengasuh Pondok pesantren al-Falahiyyah Mlangi Yogyakarta, KH Rifki Agus Maksum menceritakan kisahnya sambil menangis tersedu-sedu. Santri KH Abdullah Fakih ini menangis karena teringat pengalamannya saat sowan kepada gurunya tersebut.
"Bentar dulu mas, saya nangis teringat beliau,"ujarnya kepada Republika, belum lama ini.
Setelah tangisnya mulai reda, dia pun mulai menceritakan pengalaman pribadinya bersama almarhum. Saat itu, kiai yang akrab dipanggil Gus Rifki ini mengalami masalah besar karena usaha ternak bebeknya bangkrut, sehingga terjerit utang ke bank.
Akhirnya, Gus Rifki sowan kepada Kiai Faqih untuk meminta petunjuk. "Waktu itu saya bangkrut. Terus saya sowan sama kiai, terus saya belum ngobrol apa-apa beliau sudah tahu kalau saya bangkrut,"ucapnya.
Kemudian, Gus Rifki diberikan ijazah dua amalan shalawat oleh Kiai Fakih, yaitu bacaan Shallallahu ala Muhammad dan shallu alaika ya Muhammad. Menurut Gus Rifiki, almarhum menyuruhnya membaca dua shalawat itu setiap malam.
"Saya kasih amalan-amalan shalawat. Baru 30 hari, masya Allah saya langsung dapat uang waktu itu 2005, saya dapat Rp 200 juta sehingga utang saya lunas. Semua selesai,"katanya.
Saat itu almarhum juga mengatakan kepada Gus Rifki bahwa jika mengamalkan shalawat tersebut secara istiqamah Gus Rifki akan berangkat naik haji. Perkataan Kiai Faqih itu pun menjadi kenyataan.
"Dan benar mas, tahun 2005 saya dapat hidayah, tahun 2007 alhamdulillah saya haji. Jadi, beliau makrifat betul, saya tahu betul itu, jelas Gus Rifki.