IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dinilai perlu melobi Arab Saudi terkait umroh dan vaksin yang umum digunakan di Indonesia. Supaya masyarakat Muslim Indonesia dapat melaksanakan umroh.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, mengatakan, penting bagi pemerintah Indonesia meyakinkan Arab Saudi dengan melakukan diplomasi tentang penggunaan vaksin yang umum digunakan di Indonesia. Karena umumnya masyarakat Indonesia menggunakan vaksin Sinovac.
"Dari diplomasi tersebut itu akan menjadi momentum yang sangat penting bagi Indonesia, agar dibuka kesempatan bagi masyarakat Muslim Indonesia untuk melakukan umrah (di Arab Saudi)," kata Ace kepada Republika, Jumat (13/8).
Ia mengatakan, tidak hanya Indonesia yang melakukan diplomasi terkait umroh dan vaksin tersebut. Pihak produsen vaksin dalam hal ini China, juga harus dapat meyakinkan negara-negara Muslim termasuk Arab Saudi, bahwa vaksin tersebut sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Sehingga kita semua bisa menggunakan vaksin tersebut dan bisa memasuki wilayah Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umroh," ujar Ace.
Ace juga menilai terkait vaksin memang perlu ada diplomasi khusus, karena menyangkut dengan kepentingan masing-masing negara terhadap penggunaan vaksin itu. Namun, yang terpenting sebetulnya adalah vaksin tersebut mendapatkan otoritas penggunaannya dari WHO.
"Saya kira itu yang seharusnya jadi pertimbangan semua negara termasuk Arab Saudi," ujarnya.
Ace mengatakan, jangan sampai menjadi persaingan penjualan vaksin, sebab yang terpenting sebetulnya standar yang telah ditetapkan WHO terhadap vaksin itu. Sebagaimana diketahui WHO telah menetapkan bahwa vaksin Sinovac sudah memenuhi standar.
"Saya punya kekhawatiran soal penggunaan vaksin ini tergantung dari kepentingan geopolitik," ujarnya.
Sebelumnya, Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan, Arab Saudi saat ini masih melakukan kajian terkait penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm. Hasil kajian itu akan segera diumumkan.
"Untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm yang digunakan sejumlah negara, Kementerian Kesehatan Arab Saudi masih melakukan kajian. Dalam waktu dekat, akan dirilis hasilnya secara resmi,” kata Endang Jumali melalui pesan singkat pada Kamis (12/8), dilansir dari laman resmi Kemenag.