Selama beberapa hari terakhir, Taliban telah melakukan serangan cepat dan sekarang menguasai lebih dari dua pertiga negara itu, hanya dua minggu sebelum Amerika Serikat (AS) berencana untuk menarik pasukan terakhirnya. Mereka pun perlahan mendekati ibu kota, Kabul.
Badan pengungsi PBB mengatakan, hampir 250.000 warga Afghanistan telah meninggalkan rumah sejak akhir Mei. Kondisi ini di tengah kekhawatiran Taliban akan menerapkan kembali interpretasi yang ketat dan kejam tentang Islam, termasuk dalam hak-hak perempuan. Sebanyak 80 persen persen dari warga yang mengungsi adalah perempuan dan anak-anak.
Kelompok tersebut memerintah negara itu selama lima tahun sampai invasi pimpinan AS 2001. Selama waktu itu, Taliban melarang anak perempuan mendapatkan pendidikan dan hak perempuan untuk bekerja.
Bahkan mereka menolak untuk membiarkan perempuan bepergian ke luar rumah tanpa seorang kerabat laki-laki untuk menemani. Taliban juga melakukan eksekusi publik, memotong tangan pencuri, dan melempari perempuan yang dituduh berzina dengan batu.
Belum ada laporan yang dikonfirmasi tentang tindakan ekstrem semacam itu di daerah-daerah yang baru-baru ini direbut oleh para Taliban. Namun milisi dilaporkan telah mengambil alih beberapa rumah dan membakar setidaknya satu sekolah.