Ahad 15 Aug 2021 19:15 WIB

Mengapa Perdamaian di Afghanistan Sulit Tercapai?

Penyebab kekacauan di Afghanistan adalah kekuatan asing dan war lord.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Kelompok Taliban berada di kantor pemerintahan setelah diambil alih di Kota Herat, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. Taliban mengklaim sudah menguasai Kandahar dan beberapa kota lainnya.
Foto: EPA
Kelompok Taliban berada di kantor pemerintahan setelah diambil alih di Kota Herat, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. Taliban mengklaim sudah menguasai Kandahar dan beberapa kota lainnya.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ulama-ulama dari Indonesia yang ada di Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa tahun yang lalu pernah memberikan masukan kepada Afghanistan agar tercipta perdamaian di sana. Masukan tersebut disampaikan saat dialog antara High Peace Council (HPC) Afghanistan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Jakarta pada November 2017.

Mantan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Muhyiddin Junaidi, menjelaskan pandangannya perihal mengapa Afghanistan sulit meraih perdamaiannya.

Baca Juga

Ia menerangkan, di Afghanistan terdapat lima etnis utama. Mereka punya peran yang sangat penting dalam menjaga kesatuan dan persatuan nasional Afghanistan. Selain itu, dalam catatan sejarah, Afghanistan bisa mengalahkan semua pasukan asing yang datang ke negara mereka, mulai dari Inggris, Uni Soviet dan Amerika Serikat.

"Akan tetapi, mereka (etnis-etnis di Afghanistan) punya kelemahan, yaitu tidak bisa bersatu, karena lebih mengutamakan etnis masing-masing," kata Kiai Muhyiddin saat diwawancarai Republika, Ahad (15/8).

Ia juga menerangkan bahwa Muslim di Afghanistan bermazhab Hanafi. Sementara jumlah Syiah di sana sekitar 13 persen sampai 20 persen. Tetapi kehidupan Syiah dan Sunni tidak menjadi masalah di Afghanistan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement