Senin 16 Aug 2021 05:01 WIB

Mullah Omar: Sang Pendiri Taliban Pengusir AS dari Kabul

Mullah Omar adalah satu dari dua nama yang diburu untuk dibom

Mullah Omar
Foto:

Pax Islamica a la Taliban

Taliban berkembang menjadi kekuatan terorganisir. Tidak ada lagi pria brutal dengan sorban hitam, berkendara sepeda motor, menggertak penduduk di pinggir jalan. Tidak ada lagi buzkashi, permainan tradisional rebutan bangkai kambing oleh sejumlah penunggang kuda.

Perayaan Nowruz, tahun baru Persia pra-Islam, dilarang. Yang ada adalah sebuah kehidupan asketis yang membosankan, terutama bagi masyarakat yang sekian tahun menikmati semua yang ada dalam budaya tradisional non-relijius.

Selama masa kekuasaan Taliban, Mullah Omar membentuk Rehbari Syura -- badan pembuat keputusan urusan politik dan militer. Badan ini mengontrol banyak komisi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, dan beroperasi seperti kabinet sendiri.

Semua yang menduduki kursi kabinet di bawah pimpinan Mullah Omar adalah mullah atau ulama. Hampir tidak ada figur non-ulama di pemerintahan Taliban.

Mereka hidup dalam kesederhanaan, seperti kebanyakan rakyatnya. Jika mereka berada di luar negeri untuk urusan diplomasi, dan makan menggunakan sendok dan garpu, Taliban percaya semua itu tidak akan membuat pemimpin mereka mengkhianati ideologi.

Prajurit Taliban percaya akan kekuatan tempur mereka, tapi mereka tak punya senjata canggih untuk menahan gempuran AS. Seorang wartawan Prancis, yang masuk ke Afghanistan di awal perang, menyaksikan prajurit muda Taliban berteriak ke pesawat pembom AS; "Hadapi kami di sini jika kalian memiliki keberanian."

photo
Kelompok Taliban berada di kantor pemerintahan setelah diambil alih di Kota Herat, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. Taliban mengklaim sudah menguasai Kandahar dan beberapa kota lainnya. - (EPA)

Taliban Kembali

Kini, Taliban memiliki antara 55 ribu sampai 85 ribu pejuang terlatih. Kebanyakan dari mereka menempa diri selama belasan tahun perang melawan AS dan NATO dari satu ke lain medan tempur.

Orang Afghanistan yang melihat mererka memasuki kota-kota yang direbut mengatakan; "Mereka lebih siap daripada tahun-tahun sebelumnya."

Rashid Khan, penduduk Nimroz, mengatakan; "Mereka memiliki kacamata penglihatan malam, senapan berteropong, kendaraan lapis bajak, rompi antipeluru, dan perangkat nirkbel."

Yang lebih mengejutkan adalah sejak hari pertama kebangkitan mereka, terhitung sejak AS mulai menarik pasukannya, Taliban berperang dengan senjata canggih buatan AS dan NATO.

Dari mana mereka dapatkan semua itu?

John Sopko, pejabat yang mengaudit pengeluarkan AS di Afghanistan, ujung dari rantai pasokan Washington adalah Taliban. Jadi, yang mempersenjatai dan memberi makan Taliban adalah AS.

Kita juga bisa mengatakan bahwa semua rantai distribusi senjata AS dan NATO berakhir di Taliban. Itulah ironi perang panjang, sesuatu yang diajarkan sejarah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement