Sudarnoto juga menjelaskan, kepanitiaan pembangunan RSIH terus berjalan. Kepanitiaan tersebut terdiri dari banyak unsur dan tidak hanya dari MUI. Ada beberapa perwakilan ormas Islam dan lembaga filantropi di antaranya adalah LAZ Al-Azhar.
"Ini salah satu cara kita untuk mengefektifkan fundraising dari umat. Dan alhamdulillah, per hari ini, ditambah Rp 500 juta dari Al-Azhar, sudah terhimpun, kurang lebih hampir Rp 24 miliar. Dan (penggalangan dana) ini akan terus bergulir," tutur dia.
Diketahui, pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron memerlukan dana sekitar Rp 94 miliar. Dengan rincian, MUI melalui kepanitiaan yang telah dibentuknya, menyumbang Rp 82,5 miliar dan sisanya adalah tanggung jawab pemerintah kota Hebron. "Rp 82 miliar itu insya Allah akan terpenuhi. Sekarang ini penggalangan dana dilakukan secara digital," ucapnya.
Sudarnoto menambahkan, koordinasi dengan pihak luar negeri juga terus dilakukan dalam rangka pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron. Di antaranya berkoordinasi dengan pemerintah wali kota Hebron, dan pihak Kedutaan Indonesia di Amman Yordania. Selain itu, pembangunan ini juga melibatkan Persatuan Insinyur Indonesia untuk mendesain bangunan rumah sakit.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
