Rabu 18 Aug 2021 19:01 WIB

Taliban Berkuasa, Harga Burqa di Afganistan Melonjak Drastis

Perempuan Afghanistan bergegas membeli burqa karena takut Taliban.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Wanit dengan mengenakan burqa. (ilustrasi)
Foto:

Perempuan itu takut hak-haknya akan hilang setelah Taliban kembali berkuasa. "Kami berjuang selama bertahun-tahun untuk keluar, apakah kami perlu berjuang lagi untuk hal yang sama? Untuk mendapatkan izin bekerja, dan untuk mendapatkan izin pergi ke rumah sakit sendirian?," kata perempuan tersebut.

Taliban berkuasa di Afghanistan selama 1996-2001. Ketika itu, mereka menerapkan hukum syariah Islam yang cukup ketat. Taliban melarang perempuan untuk bekerja, dan anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah. Selain itu, perempuan harus mengenakan burqa ketika keluar rumah. Perempuan juga harus ditemani oleh kerabat laki-laki jika keluar rumah. 

Pendiri dan direktur eksekutif Learn, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pendidikan dan hak-hak perempuan, Pashtana Durrani, mengatakan, dia sudah kehabisan air mata untuk negaranya. Dia berkabung atas jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban.

"Saya telah menangis begitu banyak sehingga tidak ada lagi air mata yang tersisa di mata saya. Kami telah berkabung atas jatuhnya Afghanistan untuk beberapa waktu sekarang. Saya merasa  sangat putus asa," kata Durrani.

Durrani mengatakan, dia telah menerima pesan teks dari anak laki-laki dan perempuannya. Anak-anak Durrani mengaku putus asa, karena pendidikan yang telah mereka capai selama bertahun-tahun akan sia-sia.

 

Durrani mengatakan, Taliban terus berbicara tentang pendidikan anak perempuan, tetapi mereka tidak menjelaskannya secara detail. "Bagaimana dengan pendidikan gender? Bagaimana dengan pendidikan profesional?. Jika Anda memikirkannya, itu membuat Anda putus asa karena tidak ada jawaban untuk itu," ujar Durrani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement