Jumat 20 Aug 2021 23:23 WIB

KH Saleh Lateng, Pejuang Dai dari Blambangan (II)

Oleh guru-gurunya, dirinya dipandang sebagai seorang santri teladan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pesantren
Foto:

Pada masa revolusi kemerdekaan itu, kaum kiai dan santri turut berjuang dalam mempertahankan kedaulatan negeri. Di Banyuwangi, KH Saleh Lateng ikut berperan besar. Ia tidak hanya mengirimkan para santrinya ke medan jihad.

Bahkan, dirinya pun terlibat langsung dalam pertempuran di garda depan. Bersama dengan KH Hasyim Asy'ari dan banyak alim ulama, ia ikut merumuskan Resolusi Jihad yang menjadi spirit para pejuang di Pertempuran Surabaya, 10 November 1945.

Gema Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 itu memang terasa benar.Masyarakat Muslimin, khususnya di Tanah Jawa, merasa terpanggil untuk turut serta di kancah perjuangan bersenjata. Pada momen melawan pasukan Sekutu itu, Kiai Saleh mengutus beberapa anak dan santrinya ke medan perang.

Gerilya dalam perjuangan mem pertahankan kemerdekaan Indonesia. Selama masa-masa ini, ia juga aktif mengikuti perkembangan situasi, semisal melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) atau media cetak.

Sikap Kiai Saleh terhadap penjajah sangat keras dan tanpa kompromi.Menjelang kemerdekaan, Kiai Saleh bahkan melarang para santrinya untuk berpakaian seperti kaum Barat. Ia memiliki prinsip bahwa menyerupai kaum kafir berarti termasuk di dalam komunitasnya. 

Baca Sebelumnya: KH Saleh Lateng, Pejuang Dai dari Blambangan bagian pertama

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement