IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Abdillah Firmanzah Hasan dalam bukunya Ensiklopedia Amalan Nabi SAW Kematian, Ahlakul Karimah, Dzikir dan Doa, mengatakan, Rasulullah SAW sangat menaruh perhatian lebih terhadap ucapan (lisan) umatnya. Karena dengan lisanlah surga dan neraka seseorang ditentukan.
Rasulullah SAW pernah menasehati Muadz Bin Jabal ra? "Maukah aku beritahu kepadamu tentang kunci semua perkara itu?" Jawab "ya, wahai Rasulullah."
Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, "Jagalah ini." Aku bertanya "Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut disiksa karena apa yang kami katakan?" Maka beliau bersabda, "Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang diseret mukanya atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka. (HR Tirmidzi).
Beliau juga bersabda, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat."
(HR Bukhari dan Muslim).
Abdillah Firmanzah Hasan menyampaikan, hadits di atas menunjukkan bahwa kita harus berhati-hati dalam perkataan kita. Maka dari itu sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu manfaat dan mudhorotnya atas apa yang akan diucapkan.
Jangan sampai lisa itu menggelincirkan dan menyakitkan orang yang mendengarnya. Berapa banyak konflik dan perselisihan yang mengemuka akibat ketidakmampuan menjaga lisan.
"Sebaliknya, jika apa yang diucapkan memberi manfaat positif secara duniawi dan ukhrawi maka Allah memberi keutamaan berupa surganya," katanya.
Hadis yang diriwayatkan dari Sahl bin Saad menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda. "Barang siapa saja yang menjamin bagiku terjaganya sesuatu yang berada di antara dua tulang rahangnya (lidahnya) ada sesuatu yang berada di antara dua kaki kemaluannya aku menjamin surga baginya. (Hadits Bukhari).