IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, mengatakan, Pemerintah berupaya memberikan yang terbaik bagi penyelenggara haji dan umrah, termasuk jamaah.
Terkait vaksin Sinovac dan Sinopharm yang masih belum digunakan oleh Saudi, ia menyebut Kerajaan tidak pernah mengatakan secara langsung tidak mengakui penggunaanya. Namun, Saudi memang hanya menggunakan empat vaksin lainnya, yaitu, AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, serta Moderna.
Budi menegaskan, vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia. Fokus skenario yang didorong adalah harapan agar vaksin Sinovac bisa digunakan di Saudi.
"Saudi memang sedang mengkaji penggunaan vaksin Sinovac. Sementara untuk booster, sejauh ini pemerintah dalam aturannya menyebut hanya untuk tenaga kesehatan," ujarnya, Kamis (26/8).
Terkait sertifikat vaksinasi, ia menyebut Indonesia juga sedang mengusahakan dengan mengembangkan aplikasi dan situs 'PeduliLindungi'. Pihaknya juga sedang mengembangkan sistem agar data yang sudah ada bisa dibuka dan link dengan alat pembaca kode QR.
Lebih lanjut, ia menyebut kondisi penyebaran Covid-19 di Indonesia menunjukkan trend yang membaik. Jika hal ini bisa terus dipertahankan, termasuk dengan upaya percepatan vaksinasi, maka penurunan kasus bisa relatif dikendalikan.