Jumat 27 Aug 2021 21:12 WIB

KH Raden As'ad Syamsul Arifin Inspirasi Sang Perintis (I)

KH As'ad dipandang sebagai pembawa kemajuan bagi Pesantren Salafiah Syafiiyah.

Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Selain sorogan, ada lagi sistem wetonan, yakni dengan membentuk kelompok-kelompok yang lebih besar. Satu kelompok dapat terdiri atas 50 orang santri. Mereka hanya mengikuti penjelasan dari seorang ki ai, tanpa perlu mengulanginya secara lisan.

Sejak saat itu, KH As'ad dipandang sebagai pembawa kemajuan bagi Pesantren Salafiah Syafiiyah. Pamornya semakin meningkat dengan upayanya mendirikan semacam perguruan tinggi, Ma'had 'Ali, di kompleks tersebut.

Setelah lembaga tersebut berdiri, dia mendatangkan banyak ulama besar, baik dari Tanah Suci maupun dalam negeri, untuk mengajar di sana. Pada 1951, KH Syamsul Arifin berpulang ke rahmatullah. 

Sejak saat itu, KH As'ad sepenuhnya mengasuh Pesantren Salafiah Syafiiyah. Sampai sekarang, legasi KH As'ad masih dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat maupun Muslimin pada umumnya.

Kepedulian sosial KH As'ad sangat besar. Suatu ketika, pada 1940 dia men dapatkan tanah seluas 25 hektare di sekitar Pesantren Sukorejo. Tanah itu kemudian dijual dengan harga sangat murah kepada masyarakat setempat untuk menjadi tempat tinggal. 

Adapun sisanya dari yang tidak dijual itu, dipakai sebagai lahan perluasan pesantren. Hasilnya, jumlah penduduk setempat semakin banyak dan terbilang makmur.

Karena itu, KH As'ad mengusulkan kepada gubernur Jawa Timur saat itu untuk membuka akses jalan Kalianget-Jangkar (Situbondo). Setelah jalur tersebut dibuka, perkembangan ekonomi di kedua daerah tersebut meningkat pesat.

 

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement