Pada muktamar NU berikutnya di Krapyak, Yogyakarta, KH As'ad tidak dapat hadir. Beberapa pernyataan mencuat bahwa sang kiai berseberangan pandangan dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). KH As'ad kemudian menyampaikan pemisahan diri (mufaraqah) dari kepemimpinan Gus Dus atas organisasi PBNU.
Bagaimanapun, secara kultural dia tetap warga NU. Tambahan pula, jajaran kepengurusan PBNU periode 1989-1994 menempatkannya pada jabatan ketua majelis mustasyar. Posisi ini tetap diberikan kepadanya sampai KH As'ad tutup usia pada 4 Agustus 1990.
(Baca: KH Raden Asád Syamsul Arifin Inspirasi Sang Perintis Bagian Pertama)
sumber : Republika
Advertisement