Senin 30 Aug 2021 20:00 WIB

Amerika Lumpuhkan Militan ISIS yang Hendak Serang Kabul

Sejumlah militan ISIS hendak serang Bandara Kabul kemarin

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nashih Nashrullah
 Taliban berjaga di dekat kendaraan yang digunakan untuk menembakkan roket di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 30 Agustus 2021. Beberapa roket yang ditembakkan dari sebuah mobil mendarat di dekat bandara Kabul pada 30 Agustus.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Taliban berjaga di dekat kendaraan yang digunakan untuk menembakkan roket di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 30 Agustus 2021. Beberapa roket yang ditembakkan dari sebuah mobil mendarat di dekat bandara Kabul pada 30 Agustus.

IHRAM.CO.ID, KABUL – Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan pesawat tak berawak, yang menewaskan seorang pelaku bom bunuh diri dalam sebuah mobil.

Menurut pejabat Pentagon, pelaku sedang bersiap untuk menyerang bandara Kabul pada Ahad (29/8). 

Baca Juga

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, serangan yang dilakukan oleh pesawat tak berawak menimbulkan ledakan sekunder. Hal ini menunjukkan bahwa target membawa bahan peledak dalam jumlah besar. Tayangan televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit, ketika terjadi ledakan. 

Serangan pesawat tak berawak terjadi saat warga sipil yang tersisa menunggu di Bandara Internasional Hamid Karzai untuk diterbangkan sebelum pasukan terakhir pergi meninggalkan Afghanistan. Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters, masih ada sekitar 4.000 tentara Amerika Serikat yang tersisa di Kabul. 

Taliban mengatakan, mereka telah memulai penyelidikan terhadap serangan AS. Taliban ingin memastikan apakah sasaran Amerika Serikat adalah seorang pelaku bom bunuh diri yang mengendarai kendaraan, dan membawa bahan peledak. 

Amerika Serikat dan sekutunya telah mengevakuasi sekitar 114.400 orang, termasuk warga negara asing dan warga Afghanistan yang rentan dalam dua pekan terakhir. Tetapi masih ada puluhan ribu orang yang kemungkinan tidak dapat dievakuasi. 

"Kami mencoba setiap opsi karena hidup kami dalam bahaya. Mereka (Amerika atau kekuatan asing) harus menunjukkan kepada kami cara untuk diselamatkan. Kami harus meninggalkan Afghanistan atau mereka harus menyediakan tempat yang aman bagi kami," kata seorang wanita Afghistan di luar bandara.  

Sebelumnya pada Kamis (27/8), terjadi dua serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul. Serangan ini menewaskan 13 tentara Amerika Serikat dan sejumlah warga sipil Afghanistan. 

Amerika Serikat menyatakan bahwa serangan itu dilakukan ISIS-Khorasan (ISIS-K), yaitu kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS.  

Bandara Internasional Hamid Karzai telah menjadi tempat pengangkutan udara besar-besaran oleh Amerika Serikat dan pasukan sekutu. Mereka mengevakuasi warga negara masing-masing, dan warga Afghanistan yang berisiko. Proses evakuasi ini akan berakhir pada Selasa (31/8), sesuai batas waktu yang telah ditetapkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. 

Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa, mereka memiliki insinyur dan teknisi yang siap untuk mengambil alih bandara. "Kami sedang menunggu persetujuan terakhir dari Amerika Serikat untuk mengamankan kendali penuh atas bandara Kabul, karena kedua belah pihak bertujuan untuk penyerahan cepat," kata pejabat Taliban itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.   

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement