Kamis 02 Sep 2021 13:56 WIB

Depati Amir, Patriot Muslim dari Bangka (I)

Depati Amir lahir di Mendara, Pulau Bangka, pada 1805.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Depati Amir
Foto:

Hal itu menyulut ketidakpuasan Depati Amir. Ia lantas mengajukan tuntutan kepada perusahaan Belanda tersebut. Tindakan demikian menda patkan dukungan dari masyarakat Bangka. Residen Belanda untuk Bangka, F van Olden menerima kabar terkait konflik tersebut. Namun, upaya Amir untuk menuntut keadilan justru diterjemahkan van Olden sebagai usaha menyulut pergolakan.

Pemerintah kolonial mengutus pejabat-pejabat penting untuk menangkapnya. Percobaan pertama untuk meringkusnya gagal total. Sebab, rakyat Bangka memprotes keputusan sepihak Belanda dan berusaha melindungi tokoh mereka. Akibat dukungan- dukungan ini, Depati Amir mendapat bantuan senjata, baik dari kesultanan- kesultanan lokal maupun dari Britania Raya melalui Temasek (Singapura).

Dimulailah riwayat perlawanan Depati Amir terhadap kolonialisme Belanda. Gelora perjuangannya meluas di sepanjang pesisir timur Bangka. Ia tercatat pernah memimpin pertempuran melawan Belanda di Bangka-Belitung antara tahun 1849 dan 1851. Dalam setiap medan peperangan, dirinya selalu didampingi para pengikut dan rakyat setempat.

Kebanyakan masyarakat lokal sudah muak terhadap peme rintah kolonial yang sering me maksa mereka untuk kerja rodi. Toh hasil pekerjaan itu semata-mata demi mewujudkan infrastruktur ekstratif yang menguntungkan penjajah, alih-alih kesejahteraan penduduk tempatan.

Amir dan pasukannya kemudian menggalakkan pertempuran dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pemberon takan yang dipimpinnya menjadi semakin membesar. Pejabat di Batavia (Jakarta) pun menaruh perhatian serius untuk memadakan aksi tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement