Ini adalah pertanyaan yang sah dan berduri.
Menurut survei terbaru oleh Cato Institute, kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan jawaban langsung, karena 62 persen orang Amerika yang disurvei mengatakan mereka takut untuk berbagi pandangan politik mereka. Salah satu dari mayoritas diam yang baru, mantan pejabat di Administrasi presden Jimmy Carter yang sekarang menjadi penasihat kebijakan senior Partai Demokrat.
Dia menghabiskan tahun 1971 dengan caranmengemudikan kebijakan luar negeri solo W Averell Harriman dari rumahnya di Georgetown ke pertemuan dengan para senator anti-perang di Capitol Hill. Mantan Duta Besar AS untuk Uni Soviet adalah anggota dari unit inti para tetua kebijakan luar negeri yang dikenal sebagai Orang-Orang Bijak.
“Jalanan dipenuhi pengunjuk rasa hampir setiap hari,” kenang sopir wajib militer Harriman. "Duta Besar mengatakan kepada saya, 'Jangan salah, itu adalah kantong mayat orang-orang yang direkrut secara tidak sengaja, bukan tentara sukarela, yang mengakhiri perang'."
Itu pasti pemikiran pada 3 Mei 1971, ketika reporter mahasiswa muda saat itu meliput May Day March di Washington, menjadi bagian dari pemogokan nasional skala besar dan protes terhadap Perang Vietnam. Sekitar 45.000 orang dari segala usia, ras, kepercayaan dan warna kulit berkumpul di Washington. Lebih dari 12.000 dari kami ditangkap, penahanan massal terbesar dalam sejarah AS.
Pada saat itu, kami semua berpikir itu adalah harga yang kecil untuk membayar untuk mengakhiri wajib militer .saudara, apakah kami salah. Seperti yang diperingatkan Hobbes, "Neraka adalah kebenaran yang terlihat terlambat." Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan sikap editorial Al Jazeera.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
