Kamis 09 Sep 2021 01:28 WIB

Islam dan Tradisi Kuliner yang Pengaruhi Eropa

Gaya memasak yang dominan di dunia Islam dipengaruhi Dinasti Abbasiyah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Lamb chops merupakan hidangan daging domba yang disajikan bersama dengan tulannya (Foto: makanan Lamb Chops)
Foto:

"Seperti banyak agama di awal tahun 600-an, Islam memiliki beberapa pantangan makanan, yang masih ada sampai sekarang. Seperti dalam Yudaisme, babi dilarang. Hewan harus disembelih tanpa rasa sakit, dengan doa yang diucapkan atas mereka. Ada larangan terhadap alkohol,"tulisnya. 

Kebiasaan Muslim, menurut Hilde, setiap orang makan sambil duduk di lantai untuk makan malam, terutama selama Ramadhan. Makanan disajikan di nampan dan dimakan dengan tangan kanan. Beberapa makanan yang diasosiasikan dengan Islam memiliki status semi-suci.

"Domba adalah daging yang paling penting. Lemak dari ekor domba dianggap sebagai kelezatan,"kata dia.

Dalam perkembangannya, tulis Hilde,  Islam mengambil alih wilayah Kekaisaran Yunani-Romawi. Kaum Muslim mengadaptasi banyak kebiasaan sains, kedokteran, dan teknologi saat itu. Banyak dari pengetahuan yang baru ditemukan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Gaya memasak yang dominan di dunia Islam pada waktu itu (abad ke-6 hingga ke-7 M) adalah gaya kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Daging muda lebih disukai. Mereka biasanya dipanggang atau digoreng dengan mentega dan dipotong kecil-kecil yang bisa ditangani dengan mudah dengan jari. Daging direndam dalam saus asam sebelum dipanggang. Mereka juga dimasak dengan sirup manis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement