Aturan tersebut telah dikritik oleh beberapa orang karena sengaja dibuat tidak jelas, sebuah cara untuk melanggengkan pengucilan atlet Muslim.
Sejumlah pemain dari Les Hijabeuses dapat menceritakan kisah yang tak terhitung jumlahnya terkait bagaimana mereka menjadi sasaran di lapangan. Salah satu talenta sepakbola terbesar dalam kolektif, Foune Diawara (15) pernah diberitahu oleh seorang wasit: "Anda melepas jilbab Anda dan bermain, atau Anda tetap di bangku cadangan."
"Yang terburuk adalah pelatihnya bahkan tidak mendukungnya. Dia sendirian. Saya merasa sedih karena kami dipaksa untuk memilih setiap waktu, antara jilbab kami dan apa yang kami cintai, antara martabat kami dan hanya ingin bermain olahraga," kata Dembele.
Adapun buku aturan FFF menetapkan bahwa memakai tanda atau pakaian apa pun yang secara mencolok mengekspresikan afiliasi politik, filosofis, agama, atau serikat pekerja dilarang dalam permainan resmi. Namun di halaman lain, disebutkan bahwa pemakaian aksesori (seperti bandana, topi, dan lainnya) yang tidak melibatkan dakwah dan yang mematuhi peraturan kesehatan dan keselamatan adalah dimungkinkan.