IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan utama untuk memahamkan pariwisata halal datang dari tingkat pemahaman masyarakat sendiri. "Jangankan bagi non muslim, kita yang sesama muslim juga masih sering berbeda pendapat soal wisata halal," kata Pengamat Pariwisata, Ronald Rulindo, kepada Republika.co.id, Rabu (15/9).
Ronald menegaskan, wisata halal semestinya dipahami sebagai wisata yang memudahkan umat Islam untuk berwisata. Sebagai contoh, mendapat kemudahan dalam mengakses tempat peribadatan ketika berwisata di suatu destinasi.
Lebih jauh, ia menilai, diperlukan adanya sertifikasi yang memastikan suatu produk halal untuk memberikan jaminan. Hal ini sebetulnya amat dibutuhkan bagi wisatawan mancanegara.
"Misal ketika kita di suatu daerah ingin makan makanan halal, mudahnya mencari masakan padang. Tapi bagi turis seperti dari Timur Tengah, mereka tidak paham itu. Ketika rumah makan padang ingin disertifikasi, merasa tersinggung karena sudah pasti makanan itu halal. Ini tantangannya," kata dia.