Kamis 16 Sep 2021 17:30 WIB

Krisis Ekonomi Mengintai Taliban

Sebulan setelah merebut Kabul, Taliban menghadapi masalah pelik.

 Seorang penjual roti berjalan-jalan di pasar di Kota Tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Dikhawatirkan Afghanistan dapat semakin terjerumus ke dalam kelaparan dan keruntuhan ekonomi setelah kekacauan bulan lalu, yang menyebabkan Taliban menggulingkan pemerintah di sapuan kilat saat pasukan AS dan NATO keluar dari perang 20 tahun.
Foto:

Bahkan dengan bantuan asing senilai miliaran dolar, ekonomi Afghanistan masih terus kesulitan dengan pertumbuhan yang gagal untuk mengimbangi peningkatan populasi yang stabil.Lapangan pekerjaan langka dan banyak pekerja pemerintah tidak dibayar setidaknya sejak Juli.

Walaupun sebagian besar orang tampaknya menyambut baik berakhirnya pertempuran, kelegaan itu telah diganggu dengan kemungkinan keruntuhan ekonomi yang hampir terjadi.

"Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa," kata seorang tukang daging dari daerah Bibi Mahro di Kabul, yang menolak menyebutkan namanya.

"Setiap hari, keadaan menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini adalah situasi yang sangat buruk," ujarnya.

Penyaluran bantuanSetelah evakuasi asing yang kacau di Kabul pada Agustus, penerbangan pertolongan pertama mulai berdatangan saat bandara dibuka kembali.Sejumlah donatur internasional telah menjanjikan bantuan senilai lebih dari 1 miliar dolar AS untuk mencegah sesuatu yang oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterrestelah diperingatkan bisa menjadi "runtuhnya seluruh negara (Afghanistan)."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement