Kiai Nasaruddin juga mengatakan, banyak ulama yang wafat selama pandemi Covid-19. Ulama di lingkungan Nahdlatul Ulama saja ada sekitar 700 orang yang meninggal selama masa pandemi. Padahal lebih gampang mencetak sarjana dan doktor, tapi mencetak ulama sangat sulit.
"Atas dasar ini BPMI menyadari pentingnya merintis lembaga pengkaderan ulama secara profesional yang akan melahirkan ulama Indonesia yang profesional dan moderat," ujarnya.
Ia menjelaskan, mencetak ulama tidak semudah yang dibayangkan karena metodologinya harus khusus dan materinya harus ekstra khusus. Pengajarnya juga harus memenuhi kapasitas, bukan hanya kapasitas intelektual, tapi juga kapasitas spiritual yang punya hubungan-hubungan spiritual dengan Allah.
Menurutnya, mengkaji Alquran bukan sebatas Kitabullah. Orientalis pun boleh mempelajari Alquran, tapi Kalamullah hanya dikuasai oleh orang-orang yang bertakwa saja, dan ulama yang menguasai Kalamullah.
"Yang paling mulia disisi Allah adalah para ulama jadi ulama itu sesungguhnya bukan hanya yang ahli agama tapi juga ahli ilmu-ilmu kauniyah," jelasnya.