Sabtu 18 Sep 2021 08:58 WIB

Warga Lari dari Panjshir: Semua Bisa Berubah Setiap Saat

Taliban Klaim kuasai Lembah Pansjir

Taliban Klaim kuasai lembah Pansjhir. (ilustrasi)
Foto:

Tidak ada bukti

“Banyak negara yang menyebarkan tentang kekejaman di Panjshir tetapi tidak ada bukti,” Anas Haqqani dari Jaringan Haqqani, sekutu Taliban, mengatakan kepada Osama Bin Javaid dari Al Jazeera pada hari Kamis. Haqqani mengatakan temannya, yang adalah seorang diplomat di Panjshir, mengatakan kepadanya "semuanya baik-baik saja".

Namun, dia mengatakan teman diplomatnya “menerima [pesan] dari Departemen Luar Negeri [AS] untuk menyelidiki pembantaian”. “Dia memberi tahu mereka bahwa tidak ada apa-apa di sini,” kata Haqqani kepada Al Jazeera.

“Ada negara-negara yang tidak ingin melihat stabilitas dan perdamaian di Afghanistan. Kebencian mereka terhadap Afghanistan menyebabkan mereka menyebarkan kebohongan dan desas-desus,'' tegasnya.

Awal pekan ini, Zabihullah Mujahid, wakil menteri informasi dan budaya, juga mengatakan wartawan dan pekerja hak asasi akan diberikan akses untuk melakukan penyelidikan di provinsi tersebut. Namun, wartawan yang berbicara dengan Al Jazeera mengatakan mereka menghadapi kesulitan besar untuk masuk ke Panjshir.

Patricia Gossman, direktur asosiasi untuk Asia di Human Rights Watch, mengatakan bahwa Taliban harus menepati janjinya dan mengizinkan misi pencari fakta independen untuk menyelidiki tuduhan terhadap kelompok tersebut. “Tanpa investigasi yang kredibel, klaim dan keluhan yang disengketakan akan tumbuh, dan korban pelecehan oleh semua pihak akan dibiarkan tanpa jawaban atau keadilan,” kata Gossman kepada Al Jazeera.

Penduduk Panjshir juga mengatakan mereka tidak dapat memverifikasi tuduhan pembunuhan massal, tetapi setuju dengan Gossman bahwa harus ada penyelidikan atas tuduhan tersebut. Pegawai pemerintah itu mengatakan dia pertama kali mendengar laporan pembunuhan besar-besaran ketika dia tiba di Kabul."Saya melihatnya secara online seperti orang lain," katanya.

Pendukung NRF telah berulang kali mengklaim “genosida” di provinsi tersebut. Namun, pegawai pemerintah itu mengatakan dia hanya bisa membuktikan apa yang dia lihat di daerahnya. “Kami tidak tahu di mana ada perang, di mana ada perdamaian. Kami tidak tahu apa yang dialami orang-orang kami sendiri,” katanya kepada Al Jazeera.

"Untuk setiap hal yang benar di internet, ada 100 laporan palsu lainnya." ujarnya lagi. Namun, pegawai pemerintah itu mengatakan, ketidakstabilan situasi di Panjshir dapat mengakibatkan pembunuhan massal. "Di Panjshir, area mana pun bisa berubah menjadi zona perang dalam sekejap.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement