IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sains, mulai dari matematika, astronomi hingga kedokteran, berkembang di dunia Islam dan ketika Barat berada di Abad Pertengahan. Penemuan para cendekiawan Muslim segera menginspirasi Renaisans.
Kimia, algoritma, aljabar, angka, tarif, alkohol, eliksir. Ini hanyalah beberapa dari kata-kata Arab yang telah menemukan jalannya ke dalam bahasa sehari-hari dalam dunia sains saat ini. Mereka merujuk pada masa ketika benteng produksi pengetahuan berada di dunia Islam.
Cendekiawan Iran dan Islam, Eva Ortman, dari Georg-August-Universität Göttingen Jerman, berkata begini:
"Berkembangnya sains terutama terkait dengan promosi dan dukungan sains. Awal mula berkembangnya minat tersebut terkait dengan periode Abbasiyah, dinasti kedua pemerintahan Islam yang dimulai pada pertengahan abad ke-8 dan selama periode ini khususnya pada era Abbasiyah. Pada awal abad ke-9, saat itu orang-orang mulai lebih memperhatikan ilmu yang ada di dunia Islam."
The House of Wisdom di Baghdad dianggap sebagai pusat pembelajaran pada masa kejayaan Islam yang diusung. Sonja Brentjes, dari Institut Max Planck untuk Sejarah Ilmu Pengetahuan di Berlin, sepakat bahwa saat itu Islam pada prinsipnya berkembang dalam berbagai bentuk sampai konfrontasi dengan kolonialisme terjadi di wilayah yang berbeda.