Rabu 22 Sep 2021 18:37 WIB

Nasaruddin Latif Penasihat Perkawinan Pertama Indonesia (1)

HSM Nasaruddin Latif penasihat perkawinan pertama di Indonesia.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mahar pernikahan/ilustrasi

Sejak muda bakat intelektual dan pekerja sosial lebih menonjol dalam dirinya. Nasaruddin menamatkan Sekolah Rakyat Volkschool dan Vervolgschool tahun 1930 serta melanjutkan ke Perguruan Thawalib Pa dang Panjang. Guru-gurunya di Thawalib antara lain pendiri Thawalib, yaitu Syekh Dr H Abdul Karim Amrullah (ayah Buya Hamka), Abdul Hamid Hakim Tuanku Mudo, Zainal Abidin Ahmad, dan Mawardi Muhammad.

Sewaktu di Thawalib, di samping mempelajari bahasa Arab, Nasaruddin mempelajari secara privat bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Membaca buku berbahasa asing dan menyimak pidato tokoh pergerak an menjadi kegemaran di masa mudanya. Dia juga rajin belajar di ruang kelas. Pada tahun 1935 Nasaruddin Latif lulus dari Thawalib dengan nilai terbaik.

Teman sekolahnya Prof A Hasjmy dalam auto biografi Semangat Merdeka: 70 Tahun Menempuh Jalan Pergolakan Perjuangan Kemerdekaan (1985) mencatat murid Tha walib yang lulus istimewa dengan nilai terbaik dalam ujian akhir sesuai urutannya ialah Nasaruddin Latif, A Hasjmy, Teungku Abdul Djalil dan Dahlan Ibrahim. Nasa ruddin Latif melanjutkan pada sekolah Normaal Islam di kota Padang, tapi tidak sampai tingkat akhir.

Setelah merantau ke Jakarta bersama orang tuanya tahun 1937 dalam usia 21 tahun Nasaruddin bersahabat dengan para pemimpin dan tokoh-tokoh pergerakan, seperti Haji Agus Salim, Mr Kasman Singodimedjo, Mohamad Roem, dan lain-lain. Dia tidak melewatkan kesempatan menimba ilmu dari Haji Agus Salim.

Nasaruddin kemudian menjadi Asisten Khusus Dr. H. Abdul Karim Amrullah menyelenggarakan Kursus Muballigh di Jakarta tahun 19421945. Di samping itu mengajar di Sekolah Muhammadiyah dan menjadi muballigh Muhammadiyah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement