Ahad 26 Sep 2021 17:09 WIB

Al-Battani, Si Jenius Trigonometri

Al-Battani lahir sekitar tahun 858 M di Battan, negara bagian Harran.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto:

Kitab Al-Zij Al-Battani sejauh ini adalah karyanya yang terpenting. Buku ini berisi 57 bab dimulai dengan deskripsi pembagian bola langit ke dalam tanda-tanda zodiak dan derajat. Alat matematika latar belakang yang diperlukan kemudian diperkenalkan seperti operasi aritmatika pada pecahan sexagesimal dan fungsi trigonometri.

Bab Empat berisi data dari pengamatan al-Battani sendiri. Bab Lima sampai 26 membahas sejumlah besar masalah astronomi yang berbeda. Teori Ptolemy tentang pergerakan matahari, bulan, dan lima planet dibahas dalam Bab 27 hingga 31. Bagi Al-Battani, teori tampak kurang penting dibandingkan aspek praktisnya.

Setelah memberikan metode untuk mengubah data dari satu era ke era lainnya, lalu Al-Battani mencurahkan 16 bab yang menjelaskan bagaimana tabelnya harus dibaca. Bab 49 hingga 55 mencakup masalah dalam astrologi sedangkan Bab 56 membahas konstruksi jam matahari. Bab terakhir membahas konstruksi sejumlah instrumen astronomi. 

Prestasi

Prestasi utama Al-Battani dalam kitab Al-Zij adalah dia membuat katalog 489 bintang, menyempurnakan nilai yang ada untuk panjang tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 24 detik, menghitung 54,5 detik per tahun untuk presesi ekuinoks, dan memperoleh nilai 23,35 menit untuk kemiringan ekliptika.

Alih-alih menggunakan metode geometris, seperti yang telah dilakukan Ptolemy, Al-Battani menggunakan metode trigonometri, yang merupakan kemajuan penting. Misal, ia memberikan rumus trigonometri penting untuk segitiga siku-siku seperti: b sin(A) = a sin(90-A).

Al-Battani menunjukkan jarak terjauh Matahari dari Bumi bervariasi dan sebagai akibatnya, gerhana matahari cincin dimungkinkan serta gerhana total. Namun, pengaruh Ptolemy pada semua penulis Abad Pertengahan sangat kuat sehingga bahkan seorang ilmuwan brilian seperti Al-Battani mungkin tidak berani mengklaim nilai jarak dari Bumi ke Matahari yang berbeda dari yang diberikan oleh Ptolemy.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement