IHRAM.CO.ID, MEDAN -- Ekspor kayu manis Sumatra Utara masih terus meningkat ke 10 negara, termasuk ke Belanda dan Brasil. Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Andi Yusmanto mengatakan, pada Agustus tercatat ekspor kayu manis sebanyak 593,3 ton senilai Rp 40,73 miliar.
Ekspor itu terus meningkat setiap bulannya meski masih ada pandemi Covid-19. Pada Juni, ekspor kayu manis masih 455,5 ton senilai Rp13,89 miliar dan Agustus tercatat ekspor sebanyak 593,3 ton senilai Rp 40,73 miliar.
"Kayu manis memang termasuk dalam 10 komoditas utama ekspor Sumut setiap bulannya," katanya, Senin (27/9).
Selain kayu manis, ada crude palm oil(CPO), RBD Palm Olein, pinang, karet lempengan, pinang, kelapa parut dan kayu karet, sayur sawi, dan kopi yang terbanyak diekspor Sumut setiap bulannya. Ekspor kayu manis itu sedikitnya tercatat ke 10 negara seperti Belanda, Brasil, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Jerman, Ukrania, Portugal, dan India.
Kayu manis itu diimpor negara asing untuk memenuhi permintaan industri farmasi dan makanan. Meski Thailand, Malaysia, dan India juga menjadi negara produsen kayu manis, negara itu tetap melakukan pembelian ke Sumut. Adapun daerah produsen kayu manis di Sumut, antara lain Deli Serdang dan Karo.