IHRAM.CO.ID, LONDON -- Komisi Pemilihan telah mengumumkan, Britain First, kelompok sayap kanan Inggris, memperoleh izin untuk menjadi partai politik. Persetujuan ini pada akhirnya diberikan setelah pendaftaran kelompok tersebut dibatalkan pada empat tahun yang lalu karena gagal memperbarui pendaftarannya tepat waktu.
Anjum Peerbacos, Muslim Inggris, mengungkapkan keresahannya melalui artikel yang dimuat di laman Mirror, Rabu (29/9).
Dia terkejut dan mengaku resah saat mendengar kabar itu. "Bagaimana kita sampai di sini? Setelah Brexit dan kemudian setelah George Floyd, bagaimana mungkin kita berada di tempat di mana sayap kanan menjadi lebih berani?," jelasnya.
Sebagai seorang wanita Muslim yang mengenakan jilbab, Peerbacos menemukan retorika dan kata-kata kasar yang digunakan Britain First untuk mengumpulkan dan menggalang dukungan yang sangat ofensif dan menakutkan. Sikap mereka terang-terangan menghasut kebencian terhadap Muslim dan Islam di Inggris.
Peerbacos heran, ada partai dengan pandangan dan ideologi seperti itu yang kemudian diizinkan untuk berdiri sebagai partai politik resmi. Menurutnya, mereka berpotensi memungkinkan anggota parlemen mendukung kebencian terhadap Muslim. Menurutnya, Britain First melanggar undang-undang yang mengkriminalisasi hasutan kebencian berdasarkan ras atau agama di Inggris.